BETANEWS.ID, KUDUS – Kebanyakan orang Mayong memproduksi mainan tradisional yang bernama gerabah khas desa tersebut. Selain itu pula kebanyakan warga di sana menghidupi keluarganya dengan berjualan mainan tradisional tersebut di beberapa event, tak terkecuali Jamal Supriyono.
Jamal mengatakan, berdagang mainan gerabah merupakan penghasilan utamanya yang sudah turun temurun dari sesepuhnya. Ia tetap berbisnis produk tersebut karena peminatnya tak pernah surut, terutama anak-anak perempuan. Bahkan ia pernah mendapat penghasilan hingga Rp5-6 juta dalam sehari di acara puncak Tradisi Dandangan.

Hal tersebutlah yang menjadi salah satu alasan Jamal bertahan berjualan mainan gerabah. Tak hanya berjualan pada tradisi Dandangan, dia juga selalu berkeliling di beberapa tempat maupun daerah yang ada di Jawa Tengah untuk berburu cuan.
Baca juga: Jualan di Dandangan Menguntungkan, Penjual Mainan Gerabah Ini Sampai Curi Start
“Event-event saya ikuti semuanya, karena penghasilan utama hanya ini. Jadi setiap ada event di beberapa daerah seperti ini misalnya, saya selalu hadir. Kayak tahun-tahun sebelumnya saat ada pendemi itu kacau semuanya karena tidak ada event dan tidak boleh berjualan. Tapi alhamdulillah untuk saat ini sudah mulai kembali normal,” beber Jamal saat ditemui di lapak jualnya, Selasa (7/3/2023).
Warga Desa Mayong Lor RT 3 RW 3, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara itu menjual berbagai mainan anak-anak seperti gerabah, mainan timbangan kayu, barongan, reog, barongsai, hingga celengan.
Menurut Jamal, yang paling banyak diminati adalah gerabah kreweng, yang selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak khususnya perempuan.
“Untuk harga bervariasi. Mainan gerabah kreweng Rp3 ribu saja, mainan timbangan kayu Rp35 ribu, barongan Rp 25-75 ribu tergantung ukuran, reog Rp25 ribu, barongsai Rp50 ribu, dan celengan Rp20-60 ribu tergantung besar dan kecilnya,” rinci jamal yangjualan di Jalan Raya Kudus-Jepara, depan Pasar Jember Kudus itu.
Baca juga: Tiga Tahun Vakum, Pedagang Sangat Antusias Jualan pada Event Dandangan Tahun Ini
Sementara saat ini, kata Jamal, sudah berjualan di sana sejak sepekan ini. Menurutnya, sepekan terakhir ini setidaknya Jamal bisa mendapat uang omzet Rp200-300 ribu saat sepi, dan Rp1 juta saat ramai.
“Untuk saat ini ada kendala cuaca mas, jadi kalau hujan tidak bisa jual dagangan sama sekali,” tambahnya.
Editor: Ahmad Muhlisin