BETANEWS.ID, JEPARA – Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Jepara mendapat predikat pertama sebagai Desa Antimoney Politic oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Jepara pada 2019. Pencapaian ini tentu membanggakan, lantaran menurut Kepala Desa (Kades) Sukodono, Sagiman, warga desanya sudah temurun menjaga tradisi anti menrima uang dari calon pemilihan apapun.
Sagiman mengaku baru menyadari hal tersebut pada saat dirinya mencalonkan diri sebagai kepala desa. Sebab pada saat ia masih kecil, di desanya memang tidak pernah ada praktik money politic pada saat pencalonan kepala desa maupun kepala daerah. Kebiasaan tersebut menurutnya sudah menjadi tradisi bagi masyarakat.
Ia menambahkan bahwa pada saat masa pemilihan, masyarakat memang sudah memiliki pilihan calonnya masing-masing yang hanya diketahui oleh pribadi masyarakat itu sendiri. Sehingga tidak mudah bagi masyarakat Sukodono, untuk tergoda pada pilihan lain meskipun calon tersebut memberikan sejumlah uang.
Baca juga: Ketua DPRD Kudus Ungkap Politik Uang Masih Ada saat Pemilu
“Nggak tahu awalnya seperti apa, tapi pada saat pemilihan masyarakat Sukodono memang tidak mudah diprovakasi. Masyarakat biasanya sudah memiliki pilihannya sendiri. Kami juga nggak tahu kalau ternyata di luar sana kalau memilih pemimpin itu pakai money politic,” katanya pada Betanews, (28/03/2023).
Sehingga, ketika desanya terpilih sebagai Desa AntiMoney Politic oleh Bawaslu, ia tidak tahu menahu mengapa desanya dapat terpilih. Sebab menurutnya, setiap tradisi yang ada di desanya memang masih dipegang teguh oleh setiap masyarakat. Tanpa dikomando, setiap datang waktunya untuk melaksanakan tradisi masyarakat akan sadar dengan sendirinya. Sehingga tercetuslah pendopo adat yang berada di samping pendopo balai desa sebagai tempat dilaksanakannya budaya tradisi oleh masyarakat setempat.
Setiap tradisi yang ada, menurutnya juga masih dijaga seperti apa adanya dari yang diwariskan oleh para leluhur. Tidak ada bagian dari acara tradisi tersebut yang diubah oleh masyarakat. Karena menurutnya sekarang ini banyak acara tradisi yang sudah dicampur oleh budaya di masa sekarang.
Baca juga: Perbedaan Pilihan di Pemilu Pasti Terjadi, KPU Jepara Minta Masyarakat Jangan Sampai Terpecah Belah
“Kalau dihitung tradisi di desa ini ya banyak sekali, hampir setiap bulan ada. Dan itu apa adanya dari dulu seperti itu,” tambahnya.
Sementara terkait dengan tradisi antimoney politic yang diterapkan oleh masyarakat, beberapa warga mengatakan bahwa hal tersebut memang sudah menjadi hal yang lumrah di desanya. Salah satunya, Supar (60) yang menjelaskan bahwa pada saat ada calon yang bertindak curang masyarakat justru malah mengacaukan pemilihan calon tersebut dengan tidak memilihnya pada saat pemungutan suara.
“Kalau yang dipilih itu nggak bisa mengerti kita-kita orang kan susah juga, takutnya gitu. Kalau kita dari hati kan nggak perlu embel-embel money politic. Kalau money politic nanti kalau sudah jadi juga pasti bakal nyari buat balik modalnya,” katanya.
Editor: Ahmad Muhlisin