BETANEWS.ID, SOLO – Benda-benda peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tersusun rapi di etalase Museum Radya Pustaka Solo. Beberapa pengunjung juga tampak mengabadikan foto benda-benda peninggalan tersebut. Museum yang terletak di Jalan Slamet Riyadi, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta itu merupakan museum tertua di Indonesia.
Staf Pengelola Manuskrip Museum Radyapustaka, Kurnia Heniwati menerangkan, museum tersebut dibangun oleh K.R.A. Sosrodiningrat IV Pepatih Dalem Sinuhun P.B IX pada 8 0ktober 1890. Awalnya, museum ini bernama Paheman Radya Pustaka.
“Kalau koleksi yang dipamerkan di Radya Pustaka ini dari peninggalan Kasunanan dulu. Sebagian juga dari Kepatihan, kemudian ada juga dari Mangkunegaran juga. Dari zaman kerajaann yang lebih tua lagi juga ada,” paparnya, Senin (24/10/2022).
Baca juga: Pemkot Solo Akan Bangun Museum Sains dan Teknologi Januari 2023, Ini Lokasinya
Tak hanya itu saja, Nia juga mengatakan bahwa di museum itu juga terdapat peninggalan Mataram Hindu dan Buddha.
“Yang kita punya koleksi kaya patung perunggu, patung batu gitu, atau prasasti. Itu dari Hindu Buddha, dari Mataram Kuno,” katanya.
Meski menyimpan benda-benda bersejarah, pihaknya sebenarnya lebih mengkhususkan menyimpan manuskrip atau buku-buku kuno.
“Yang kita utamakan itu manuskrip atau pustakanya, yang paling menjadi ikon utamanya. Dari awal berdirinya Radya Pustaka itu memang konsepnya adalah untuk perpustakaan atau buku-buku lah yang diutamakan,” terangnya.
Oleh sebab itu, tak jarang banyak mahasiswa yang juga mencari bahan penelitian di Museum Radya Pustaka itu. Bagi pengunjung umum juga tak usah khawatir, di masing-masing benda juga sudah terdapat barcode yang dapat discan untuk mendapatkan penjelasan tentang benda tersebut.
Baca juga: Koleksi Museum Patiayam Sudah Capai 9.346 Fragmen Fosil, Termasuk Manusia Purba
Museum Radya Pustaka buka setiap hari Selasa hingga Minggu dari pukul 09.00 sampai 15.00 WIB. Objek wisata edukasi ini sangat cocok tentunya untuk masyarakat yang ingin rekreasi sambil belqjar sejarah. Apalagi, untuk masuk ke dalam museum itu pengunjung tidak dipungut biaya sama sekali.
“Senin kita tutup karena memang keputusan dari komitenya. Kalau hari Jumat kita buka dari jam 09.00 sampai jam 11.00,” ujarnya.
“Kami tidak memungut biaya sama sekali, pengunjung hanya wajib mengisi buku tamu yang ada di depan. Juga untuk yang ingin melakukan penelitian sebelumbya harus membuat surat izin terlebih dahulu dan diserahkan kepada UPT Museum,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin