BETANEWS.ID, SEMARANG – Berawal dari penjual gorengan keliling, Wendy Trie Novian (29) membuktikan bahwa kerja keras tak pernah mengkhianati hasil. Berkat kegigihannya, pemuda asal Tangerang itu kini punya tujuh cabang Homie Geprek Bawang dengan omzet mencapai Rp500 juta sebulan.
Wendi mengawali karirnya di usaha kuliner dari jualan gorengan keliling tatkala masih kuliah di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Dari hasil jualan itu, ia mencoba memberanikan diri membuka warung ayam geprek kecil-kecilan pada 2016.

“Dulunya saya pedagang gorengan keliling sampai akhirnya saya mendapatkan kepercayaan salah satu senior untuk mengelola kafe. Hingga 2016 saya membuka usaha sendiri dengan izin senior,” ujarnya, saat ditemui di outlet cabang Kampus Unnes, Kota Semarang, Senin (17/10/2022).
Baca juga: Menolak Kalah Meski Warung Tutup Sampai 2 Kali, Hindun Buktikan Bisa Sukses di Usaha Geprek
Wendi mengakui, salah satu yang berjasa membesarkan bisnisnya adalah Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah. Berkat bimbingan dinas tersebut, ia mendapat banyak skill, mulai dari pemasaran, peningkatan kualitas produk, hingga manajemen keuangan. Berkat berbagai pelatihan itu, usahanya makin maju dan kini bisa sudah punya tujuh cabang, di antaranya di Gunungpati, Sampangan, Sekaran, Ngaliyan, dan Tlogosari.
“Sangat membantu (Pak Ganjar), melalui Dinas terkait. Saya yang bukan asli Jateng mendapat fasilitas seperti sertifikat halal, Haki, pengurusan izin, dan pelatihan semuanya gratis,” paparnya.
Baca juga: Dari Iseng Posting di WA, Upiek Kini Jadi Juragan Pakaian Anak yang Penjualannya ke Berbagai Daerah
Meski asli Tangerang, lulusan Sastra Perancis Unnes itu mengaku bangga bisa hidup dan menjalani bisnis di Jawa Tengah. Bahkan di saat pandemi , Gubernur Ganjar hadir dengan program Lapak Ganjar. Itu sangat berkontribusi atas keberlangsungan UMKM.
“Bangga karena kemudahan itu, saya melihat potensi pasar terbuka. Saat ini ada hampir 50 karyawan. Bahkan di saat pandemi malah buka cabang. Tahun depan rencana go nasional seperti Jakarta dan Makassar,” ungkapnya mengakhiri.
Editor: Ahmad Muhlisin