BETANEWS.ID, SEMARANG – Museum Ranggawarsita mengadakan pameran dengan tema “The Power of Museum”. Kegiatan tersebut berlangsung pada 15-19 September 2022.
Dalam kegiatan pameran ini, Museum Ranggawarsita berkolaborasi dengan 20 museum se-Indonesia. Di antaranya ada Asosiasi Museum Jawa Tengah, Perwakilan Museum Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Museum Listrik dan Penerangan, Museum BI, Museum Kepresidenan yang ada di Bogor dan yang paling jauh ada dari Sulawesi Barat Dumah Tandai.
Pamong Budaya Ahli Muda Pengurus Koleksi di Ronggowarsito Laila Nurhayati Dewi mengatakan, dalam pameran ini, masing-masing museum memiliki keunikan dari koleksi yang dipamerkan, sehingga sangat menarik untuk dikunjungi.
Baca juga: Tim dari Museum Ranggawarsita Kagum dengan Keunikan Koleksi Fosil di Museum Patiayam
“Sebelum pandemi, kegiatan ini selalu kita lakukan satu tahun sekali. Jadi setelah dua tahun pandemi, akhirnya kita bisa mengadakan kegiatan lagi, tentunya ini sangat menggembirakan, karena bisa bertemu dengan temen-temen,” ujarnya.
Tak hanya pameran museum, dalam event ini juga menampilkan hasil karya siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Semarang. Hasil karya tersebut pun sangat beragam, mulai dari lukisan, busana batik, busana shibori, sulaman tangan, dan masih banyak lagi.
“Karena kewenangan dari Dinas Pendidikan Jawa tengah, jadi dalam even ini juga ada stand dari siswa-siswi SMK yang menampilkan hasil karya mereka. Dan ini hasilnya representasi sekali, contohnya seperti hasil karya mereka mobil listrik,” jelasnya.
Sehingga dengan kegiatan seperti ini, Laila pun berharap bisa menarik minat publik untuk mengunjungi museum khususnya para generasi muda.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang ikut hadir dan meresmikan kegiatan pameran museum kali ini menerangkan, pameran ini sangat menarik. Karena banyak kawan-kawan dari pengelola museum di beberapa tempat di Indonesia ada di sini.
Baca juga:Belasan Barang Peninggalan M Nitisemito di Museum Kretek Dipastikan Keasliannya
“Mudah-mudahan ini bisa jadi momentum ya, tapi kalau saya tanya sama anak-anak, menarik nggak pergi ke museum, jawabannya tidak. Maka ini menjadi tantangan untuk bisa membuat museum bisa jauh lebih menarik,” ungkapnya.
Sehingga museum, kata Ganjar, bukan lagi seperti Gudang. Yakni, artistiknya perlu ada, sejarahnya ada dan digitalisasi.
Tapi apapun itu, Ganjar menegaskan, penting bagi anak-anak untuk mengetahui sejarah masa lalu dengan melihat museum secara argovisual dan merasakan sehingga teknologi perlu dimasukkan.
Editor : Kholistiono