BETANEWS.ID, KUDUS – Terminal Wisata Bakalankrapyak Kudus terlihat cukup sepi, siang itu. Beberapa tukang ojek dengan rompi cokelat tampak bersantai di bawah pohon dan tempat duduk sambil menunggu bus peziarah. Ada pula yang memilih menunggu penumpang di motor masing-masing.
Kondisi tersebut memang sering terjadi saat memasuki Bulan Dzulhijjah atau Besar (Jawa). Hal inilah yang diakui oleh salah satu pengojek, Arifin (37), ketika ditemui betanews.id, Selasa (5/7/2022). “Ini sekarang sepi karena Bulan Apit, musim haji,” ujarnya.
Meskipun terbilang sepi orderan, omzet yang didapatkan Arifin bisa mencapai Rp50 ribu per hari atau setara dengan Rp2 juta dalam sebulan dengan tarif Rp10 ribu per penumpang. Jumlah itu bisa mengalami kenaikan jika memasuki bulan Syawal maupun Muharam.
Baca juga: Minimnya Penerangan Disebut Jadi Biang Kecelakaan di Kawasan Jalan Ali Mahmudi Desa Bacin Kudus
“Kalau sepi gini Rp50 ribu per hari, kalau sebulan ya kisaran Rp2 juta. Tapi kalau ramai bulan pasaran bisa sampai Rp140 ribu per hari,” terangnya.
Kawasan pangkalan ojek menara di Terminal Bakalankrapyak, memang baru sebulan diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus. Hal ini bermula dari peralihan ojek becak menjadi ojek motor. Meski baru, ojek menara yang khusus mengantarkan peziarah ke Makam Sunan Kudus itu sudah punya 500 anggota.
“Dulunya ojek becak, sekarang ada peremajaan menjadi ojek motor,” terangnya.
Baca juga: Tak Ingin Permalukan Warga Miskin, Hartopo Enggan Tempel Stiker di Rumah Penerima BLT
Menurut Arifin, selama melayani ojek ke Menara, ia sudah melayani para peziarah dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, Arifin pernah mengantarkan peziarah dari Malaysia.
“Saya pernah mendapatkan penumpang dari Malaysia bahkan ditambahi bonus uang,” tandas Arifin.
Editor: Ahmad Muhlisin
