BETANEWS.ID, UNGARAN – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK Tahun Ajaran 2022/2023 memberi kesempatan anak yatim piatu akibat Covid-19 bisa masuk sekolah favorit. Hal itu seperti menjadi oasis setelah ditinggal orang tua tercintanya.
Lukman Najib Aldiansyah misalnya, siswa SMAN 2 Kota Semarang itu tidak menyangka akan diterima di sekolah tersebut, mengingat beratnya saingan untuk bisa masuk ke sana.
“Kalau menyangkanya, ya tidak menyangka karena saingannya berat, baik jalur prestasi dan zonasi. Tapi melalui jalur afirmasi, ini sangat membantu. Membantunya itu, kalau saya kan korban Covid, membantu bisa masuk ke SMA 2,” jelas Aldi.
Ibundanya, Munafiah yang kini harus sendiri mendidik anak amat berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jateng yang memberikan jalur afirmasi.
Baca juga: Ganjar Ungkap Masih Banyak Siswa Kurang Mampu yang Belum Dapat Sekolah di PPDB SMA/SMK
“Saya bersyukur banget dan tertolong. SMAN 2 kan favorit. Alhamdulilah, tertolong sekali. Di luar dugaan, anak saya bisa ke sana,” kata dia di rumahnya di Panda Utara, Kota Semarang.
Munafiah berharap, di tengah kondisi keluarga ditinggal kepala keluarga, dia berharap sekolah yang dimasuki anaknya bisa ramah anak, tidak ada aksi bully dan sejenisnya. Hilangnya sosok ayah, membuat si anak berharap lingkungan sekolah baru merupakan lingkungan yang baik.
Hal senada juga disampaikan Noverin Zubayda Bourquin. Siswa yatim asal Ungaran ini bersyukur bisa diterima di SMAN 1 Ungaran. Erin, sapaannya sangat senang bisa bersekolah di tempat tersebut.
“Sekolah ini terkenal bagus dan anaknya berpretasi. Saya sangat senang. Saya khawatir tidak bisa masuk. Alhamdulillah bisa masuk,” ucapnya ditemui di rumahnya di Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat.
Sang ibunda, Ana Fembriani, mengaku jalur afirmasi yatim/piatu karena Covid-19 amat membantu keluarga yang membutuhkan.
Baca juga: Ganjar Akui Banyak Siswa yang Bermasalah dengan Sistem Zonasi PPDB SMA/SMK
“Melalui jalur afirmasi meninggal karena covid-19, kami sangat bersyukur sekali karena memang berniat sekali bisa ke sana,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Uswatun Hasanah mengatakan, persentase jalur afirmasi siswa yatim/piatu atau yatim piatu korban Covid-19 sekitar 2 persen di PPDB 2022.
“Kalau mereka tidak diberikan space atau persentase khusus, maka kemungkinan besar mereka tidak sekolah. Jadi jalur afirmasi ini, salah satu tujuannya untuk mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan partisipasi anak sekolah menyukseskan wajib sekolah 12 tahun,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin