BETANEWS.ID, MAGELANG – Tidak hanya memiliki potensi wisata alam yang menawarkan daya tarik bagi wisatawan, Kabupaten Magelang juga memiliki beragam kekayaaan budaya. Satu di antaranya adalah kesenian tari tradisional Topeng Kawedar.
Tari Topeng Kawedar adalah salah satu kesenian tradisional asli dari Borobudur, Kabupaten Magelang, tepatnya dari Desa Tuksongo. Tari kawedar juga sering disebut dengan istilah Dayakan.

Baca juga: Lebih Dekat dengan Pipit, Pembuat Topeng Besi untuk Kostum Tari Kawedar
Pipit Hartanto, salah satu pegiat kesenian asli Tuksongo ini menjelaskan, pada zaman dahulu, kakek buyutnya menciptakan tari Kawedar atau Dayakan. Kesenian Dayakan digunakan oleh orang tua dahulu sebagai sarana untuk berdakwah.
Kesenian tari kawedar dipertunjukan dengan memakai kostum yang cukup unik. Di mana, para penari menggunakan topeng besi. Penggunaan topeng besi menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
“Tari kawedar atau istilah kami kesenian Dayakan, biasanya untuk pertunjukan kirab budaya di desa kami atau acara budaya lainnya,” ujar Pipit Hartanto.
Tari Dayakan, katanya, merupakan jenis tari rakyat yang disajikan secara berkelompok. Penarinya berjenis kelamin laki laki dan perempuan.
Dalam tarian Dayakan terdapat 4 sajian yaitu rodat, monolan, arak arakan dan kewanan yang diiringi dengan gamelan (jedor, dodok,bende,suling dan alat musik tradisional lainya) serta lagu yang bernuansa syiar agama Islam dan Jawa.
Baca juga: Artsotika Muria, Festival Seni Penggugah Gerakan Peduli Kawasan Muria
Dijelaskan Pipit Hartanto, keluarganya merupakan salah satu keluarga turun temurun sebagai pegiat kesenian Dayakan ini. Sejak tahun 1952, orang tua dahulu yang merupakan kakek buyutnya bukan hanya sebagai pelaku kesenian, melainkan sebagai keluarga yang melestarikan kesenian Dayakan.
“Jadi keluarga kami tidak hanya sebagai pelaku tari, tapi juga melestarikan kesenian tradisional. Melestarikan dengan cara pembuatan topeng dan juga kostum lainnya,” jelas Pipit.
Editor : Kholistiono