BETANEWS.ID, MAGELANG – Siang itu di salah satu rumah yang berada di Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, terlihat beberapa topeng menyerupai kepala hewan terpajang di sebuah dinding. Topeng-topeng tersebut, merupakan topeng besi yang digunakan sebagai kostum untuk kesenian tradisional Tari Kawedar.
Adalah Pipit Hartanto, sang pemilik rumah, sekaligus pembuat topeng besi tersebut. Pipit merupakan satu-satunya generasi penerus pembuat topeng besi di desa tersebut.

Baca juga: Kenalan dengan Vina, Siswi SMPN 1 Kudus yang Ciptakan Tari Jenang Hanya Dalam 3 Hari
“Ya, topeng besi ini merupakan salah satu kostum yang digunakan untuk kesenian tradisional asal Desa Tuksongo, yaitu Tari Kawedar atau juga dikenal sebagai kesenian Dayakan,” ujar Pipit.
Kepada Betanews.id, Pipit menceritalan, awal mula tertarik untuk membuat topeng besi. Menurutnya, hal tersebut tak lepas dari kepeduliannya terhadap kesenian tradisional di desanya agar tidak punah.
“Karena pembuat topeng besi generasi kedua sudah tidak ada, maka saya terinspirasi utuk membuat topeng besi ini. Supaya, budaya kesenian Dayakan tetap terjaga,” ujarnya.
Menurutnya, untuk pembuatan topeng besi tersebut bisa dikatakan susah-susah gampang.
“Dikatakan susah ya susah, dikatakan gampang ya gampang. Yang pasti untuk membuat topeng besi, yang paling dibutuhkan adalah tenaga. Karena untuk membengkokkan besi butuk tenaga ekstra,” jelasnya.
Saat ini, topeng besi yang dibuat Pipit sebagai kostum kesenian Dayakan belum diperjual belikan secara luas. Ia hanya membuat topeng jika ada tetangga yang memesan.
Baca juga: Mengenal Bedhaya Anglir Mendung, Tarian Sakral Istana Mangkunegaran
“Belum ya. Saat ini belum kita perjualbelikan secara umum. Karena awal mula saya membuat topeng untuk mestarikan budaya. Jadi bisa dikatakan, yang memesan hanya tetangga-tetangga dari Desa Tuksongo,” ujar Pipit.
Namun begitu, untuk kedepanya, tidak menutup kemungkinan akan diperjualbelikan secara umum. “Kalau memang memingkinkan dan ada tenaga yang mau membuat topeng besi, bisa saja ke depannya diperjualbelikan. Nanti gimana ke depannya aja lah.” pungkas Pipit.
Editor : Kholistiono