BETANEWS.ID, SOLO – Diperbolehkannya mudik lebaran pada tahun ini, membuat banyak perantau yang balik ke kampung halaman. Hal itu memiliki andil besar dalam pergerakan ekonomi di wilayah tersebut. Bank Indonesia (BI) memprediksi uang masuk atau inflow di Kota Solo pascalebaran bisa tembus di atas 100 persen.
Bukan hanya itu saja, realisasi inflow juga diprediksi bisa lebih cepat dibandingkan periode Lebaran sebelum pandemic Covid-19.
Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Solo, Nugroho Joko Prastowo menyebut, pada minggu pertama, realisasi inflow sebanyak Rp 1,1 triliun dan pada pekan kedua juga sebanyak Rp 1,1 triliun. Artinya, hingga pekan ini sudah Rp 2 triliun lebih yang disetor ke perbankan.
Baca juga : BI Solo Buka Layanan Penukaran Uang di Loket dan Keliling, Ini Jadwal dan Tempatnya
Menurutnya, jumlah ini hampir 40 persen dari outflow yang dikeluarkan BI Solo sebesar Rp 5,6 triliun pada periode lebaran 2022.
“Kota Solo sebagai wilayah inflow, bakal banyak uang masuk ke kota ini. Diperkirakan bisa lebih dari 100 persen karena banyak pemudik datang ke Solo. Dalam kurun waktu sebulan ke depan bisa sudah masuk 100 persen,” ujarnya.
Selain pelonggaran mudik, digitalisasi juga mempercepat proses inflow. Apalagi pada saat pandemi Covid-19, banyak masyarakt yang perlahan mulai melakukan transaksi secara digital dibandingkan dengan menggunakan uang kartal.
“Karena rekening bisa buat beli e-Commerce, transfer ini juga semakin mempercepat uang ini kembali kepada perbankan. Kalau dulu ketika digitalisais belum marak, maka uang masuk keluar ini bisa mempunyai bacaan implikasi ekonomi. Semakin lama uang beredar, maka transaksi ekonominya semakin banyak. Sekarang bacaan itu bisa berkurang, karena masuk rekening pun tetap bisa bertransaksi. Bisa pakai QRIS, bisa pakai BI fast, walaupun disetor ke Bank dan BI tetap berdampak ke ekonomi,” jelasnya.
Menurutnya, BI Solo berhasil memenuhi kebutuhan outflow selama Ramadan dan Lebaran hingga Rp5,6 triliun. Angka tersebut berhasil melampaui angka proyeksi yakni Rp 4,9 triliun.
Ia mengatakan, angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 4,3 triliun, serta tahun sebelumnya lagi Rp 3 triliun.
Baca juga : Penukaran Uang Receh untuk Lebaran di Solo Raya Sudah Capai Rp2,5 Triliun
Joko menyebut, dari outflow sejumlah Rp 5,6 triliun itu, Rp 3,8 triliun dari BI dan Rp 1,8 triliun dari transaksi uang kartal antar bank.
“Jadi uang kartal ini oleh bank harusnya disetorkan kepada BI. Namun karena bolak balik nanti, maka ada mekanisme di antara bank itu langsung bisa tukar menukar, pinjam meminjam uang kartal yang telah disortasi oleh perusahaan jasa pengelolaan uang rupiah,” paparnya.
Editor : Kholistiono