BETANEWS.ID, KUDUS – Siang itu, Sukoto yang berada di depan sebuah ruko di Jalan KHR Asnawi Kudus terlihat sedang membuat pohon hias. Ia tampak cekatan menempelkan daun-daun plastik ke batang pohon, hingga menjadi sebuah pohon hias yang keren.
Pria yang merupakan pedagang pohon hias dan juga gerabah mainan tersebut, nekat membuka lapak yang sebelum pandemi biasanya menjadi salah satu titik lokasi para pedagang khas Dandangan.

Baca juga : Meski Dandangan Ditiadakan, Penjual Gerabah Mainan Ini Optimis Dagangannya Laris
Ia, yang merupakan pedagang musiman mengaku kebingungan untuk bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sebab, ia kerap mengandalkan acara atau event-event tertentu saja untuk bisa menjual dagangannya.
Seperti halnya acara Dandangan. Ia juga mengaku terkena dampaknya, karena sudah tiga kali ini sejak pandemi acara tahunan tersebut ditiadakan. Sebelum pandemi, ia biasanya menjadi salah satu pedagang yang rutin menggelar lapaknya di acara Dandangan.
Di tahun ketiga ini, ia memberanikan diri dan nekat untuk membuka lapak di lokasi yang biasanya menjadi salah satu titik bagi pedagang Dandangan. Hal itu agar kebutuhan keluarganya bisa tercukupi.
“Karena tidak adanya acara seperti Dandangan, kita kesulitan mencari tempat jualan. Dan meskipun tak ada Dandangan, saya nekat berjualan karena demi mencari nafkah untuk keluarga mas. Karena kalau tidak nekat, tidak bisa mendapat pendapatan,” kata Sukoto kepada betanews.id itu.
Walaupun tidak adanya Dandangan, menurutnya penjualannya masih bagus. Bahkan dalam sehari, setidaknya ia mampu menjual hingga 300 biji mainan anak.
“Kalau gak nekat seperti ini bagaimana mas, ini juga demi cari nafkah keluarga. Yang penting saya di sini menyewa tempat dan tidak menggangu jalan atau di trotoar,” ungkapnya.
Baca juga : Kudus Masuk Level 2 PPKM, Bupati Masih Kaji Izin Pelaksanaan Dandangan
Di sana, lanjutnya, ia menjual berbagai macam jenis dagangan seperti mainan anak, vas bunga, pot bunga, dan guci dengan berbagai ukuran dan bentuk. Menurutnya, yang paling dicari adalah mainan anak-anak.
“Perbandingannya, mainan anak-anak ini sudah laku sampai beberapa barang, guci ataupun vas bunga juga belum tentu laku. Pokoknya yang paling diminati itu ya mainan anak,” tutur warga Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara itu.
Editor : Kholistiono