31 C
Kudus
Jumat, Maret 21, 2025

Bupati Kudus Izinkan Tradisi Bulusan Digelar

BETANEWS.ID, KUDUS – Sudah dua tahun lamanya, sejak adanya pandemi Covid-19, tradisi Bulusan yang berada di Dukuh Sumber, Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus, tidak digelar secara meriah. Sebab, hal itu dikhawatirkan menimbulkan kerumunan.

Namun, dengan kondisi angka kasus covid yang terus melandai, tradisi Bulusan tahun ini akan digelar Kembali.

Bupati Kudus HM Hartopo memastikan memberikan izin penyelanggaraan tradisi Bulusan. Namun, dengan keterbatasan kapasitas di dalamnya.

-Advertisement-

Baca juga : Meski Tak Ada Tradisi Bulusan, Yusuf Tetap Datang Ajak Keluarga Melihat Bulus

“Bulusan diperbolehkan, tapi kapasitas harus 50 persen saja dan sebelum masuk, tetap harus scan barcode PeduliLindungi. Minimal yang masuk adalah orang yang sudah vaksin dosis dua,” kata Hartopo ditemui di Pendapa Kabupaten Kudus, Selasa (26/4/2022).

Pembatasan kapasitas pengunjung dan kewajiban scan barcode PeduliLindungi, ia tekankan pada semua objek wisata di Kabupaten Kudus yang akan buka pada Lebaran ini.

“Kalau belum vaksin jangan boleh masuk. Dipastikan kalau membuka destinasi wisata, harus ada barcode PeduliLindungi,” tegas orang nomor satu di Kudus itu.

Untuk diketahui, tradisi Bulusan ini, biasanya digelar setiap tanggal 8 Syawal. Bulusan, diambil dari kata Bulus yang artinya kura-kura. Sebuah perayaan hari lahir Bulus yang disebut-sebut jelmaan dua orang murid Mbah Dodo, sahabat Sunan Muria yang berubah menjadi bulus karena masih bekerja hingga malam hari di malam Nuzulul Quran (17 Ramadan).

Pada acara Bulusan ini, biasanya akan ramai dikunjungi banyak orang untuk berziarah dan melihat Bulus. Ditambah dengan menikmati banyak kesenian, pasar malam, dan hiburan lainnya yang ada.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus Mutrikah menyebut, setidaknya ada 22 tempat wisata yang buka saat Lebaran. Melalui surat edarannya, tiap pengelola wisata di Kudus diharapkan menerapkan protokol kesehatan ketat. Di samping scan barcode PeduliLindungi juga benar-benar dilakukan bagi pengunjung yang akan masuk.

Baca juga : Tradisi Bulusan Ditiadakan, Pedagang Kecewa Kehilangan Momen Panen Tahunan

“Tim dari Disbudpar sudah melakukan monitoring ke tempat wisata, sudah banyak yang memasang barcode aplikasi PeduliLindungi,” kata perempuan yang biasa disapa Tika tersebut.

Tidak terkecuali dalam penyelenggaraan tradisi Bulusan. Penyelenggaraan Bulusan pun diharapkan bisa membentuk satgas covid internal, yang bertugas memantau penerapan protokol kesehatan di dalam kegiatan. Bila ada pengunjung yang melanggar protokol kesehatan, bisa langsung diingatkan.

“Bagi yang menyelenggarakan kegiatan harus membentuk satgas covid internal. Ketika akan mengadakan event, harus mengajukan izin ke Forkopimcam sehingga ada pemantauan,” sambungnya.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER