BETANEWS.ID, KUDUS – Beberapa pekerja terlihat sedang menyiapkan cetakan kue keranjang yang ditaruh dalam wadah besar. Setelah tertata ratusan cetakan, mereka kemudian memberinya tatakan plastik dan menuanginya dengan adonan kue keranjang. Baru setelah itu, adonan itu dikukus hingga siap untuk dijual.
Menjelang Tahun Baru Imlek seperti saat ini, Toko Roti Panjunan yang berada di Jalan Kyai Wahid Hasyim 60, Desa Panjunan, Kecamatan Kudus itu memang meningkatkan produksi. Bahkan menurut sang pemilik, Trisnawati, dirinya bisa menghabiskan 2 ton adonan untuk memenuhi pesanan pelanggan.
Usaha yang dijalankan turun temurun itu memang jadi jujugan pencari kue keranjang di Kudus. Bahkan jika dihitung sejak Ibunya merintis usaha, mereka sudah menyediakan kue khas perayaan Imlek itu selama 40 tahun.
Baca juga: Kue Keranjang di Toko Mini Bakery Solo jadi Langganan Banyak Kalangan Sejak 50 Tahun Lalu
“Sebenarnya kami tidak hanya menjual kue keranjang saja, kami juga menjual berbagai roti seperti roti sobek, roti kering, roti basah dan masih banyak lagi,” ungkapnya, Jumat (28/1/2022).
Selain legendaris, yang membuat kue keranjang buatan Toko Roti Panjunan banyak peminatnya karena rasanya yang tidak pernah berubah dari tahun ke tahun. Trisnawati mengaku, ia selalu menggunakan bahan kualitas nomor satu dan selalu berpegang teguh pada resep ibunya.
“Kami menggunakan bahan tepung ketan asli tanpa campuran dan gula saja, lalu dilarutkan, dan di kukus selama delapan jam,” tambahnya.
Baca juga: Toko Roti Panjunan Bisa Jual Hingga 3 Ton Kue Keranjang Saat Imlek
Tak hanya itu, jika kebanyak toko lain menyediakan rasa orisinal saja, Trisnawati punya banyak varian yang tentunya membuat pelanggannya senang. Varian rasa itu adalah orisinal, frambozen, vanila, cokelat, pandan, dan durian. Semua rasa itu dihargai sama yakni Rp40 ribu per kilogram.
Bahkan khusus di Hari Raya Imlek, Toko Roti Panjunan juga melayani kue keranjang goreng wijen, urap kelapa, dan dongpo.
“Pelanggan kami sudah tersebar di mana-mana, seperti Jakarta, Surabaya, Purwokerto dan masih banyak lagi,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin