BETANEWS.ID, KUDUS – Kepala Bidang (Kabid) Fasilitasi Perdagangan pada Dinas Perdagangan Kudus Imam Prayitno menyebut, penyebab meroketnya harga cabai bukan karena Natal dan Tahun Baru (Nataru). Menurutnya, yang membuat harga cabai meroket hingga lebih 100 persen beberapa hari lalu lantaran stok menipis saat musim hujan.
“Mahalnya cabai bukan karena Nataru, tetapi karena musim penghujan. Banyak tanaman cabai yang rusak, bahkan gagal panen,” ungkapnya kepada Betanews.id, melalui aplikasi pengirim pesan, Kamis (9/12/2021).
Karena banyak tanaman cabai yang rusak, lanjut dia, membuat biaya perawatannya lebih mahal. Bahkan, di musim hujan banyak tanaman cabai diserang hama yang mengakibatkan gagal panen.
Baca juga: Naik 100 Persen Lebih, Harga Cabai di Kudus Makin Pedas Jelang Nataru
“Tidak hanya itu saja. Daerah yang biasanya ditanami cabai, musim ini lahan tersebut masih ditanami padi. Sehingga membuat pasokannya tak lagi melimpah,” terangnya.
Meski begitu, ia memastikan persediaan cabai di Kabupaten Kudus jelang Nataru aman. Tidak hanya cabai saja, komoditas pangan lain semisal, beras, telur daging dan lainnya pasokannya aman jelang Nataru.
“Sebenarnya komoditas lain juga harganya mulai merangkak naik. Di antaranya daging ayam dan sayuran yang kenaikan bervariasi. Minyak goreng harganya juga masih tinggi, sejak bulan lalu,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin