BETANEWS.ID, KUDUS – Syarifuddin (74) terlihat sedang melayani pembeli yang datang ke gerobak miliknya yang berada di pangkalannya di Pertigaan Polytron, tepatnya di tepi Jalan KHR Asnawi Kudus. Dagangan yang dijualnya tersebut, merupakan jajanan tradisional jadah.Yang unik, jadah itu dibakar. Ini berbeda dengan jadah yang dijual pada umumnya.
Saat ditemui, pria yang akrab disapa Syarif itu Sudi berbagi cerita kepada betanews.id. Dia mengatakan, baru beberapa pekan berjualan di Kudus, ia sudah memiliki empat gerobak yang ditempatkan di beberapa tempat. Yakni di Perempatan Sucen, GOR Kudus, Pasar Bitingan dan juga di Kawasan Alun-alun Simpang 7 Kudus.
Baca juga : Jadah Bakar, Jajanan Tradisional Murah dan Nikmat Ini Bisa Kamu Temukan di Kudus
“Menurut saya penjualan di sini sangat prospek. Dulu, pas awal berjualan di sini, bawa 5 kilogram bahan bisa habis dengan cepat. Melihat itu, saya coba berjualan di beberapa daerah di Kudus di tempat yang ramai, dan kini Alhamdulillah sudah memiliki empat tempat,” beber Syarif.
Hal tersebut, kata Syarif, lantaran banyak pembeli yang menyukai jajanan tradisional Jadah Bakar itu. Dengan memiliki beberapa tempat penjualan di Kudus, ia mengajak saudaranya dari Jawa Barat untuk membantu penjualannya itu. Rata-rata, katanya, dalam sehari bisa menghabiskan 6 sampai 8 kilogram bahan baku ketan per gerobaknya.
“Pinginnya ya semakin berkembang, dan banyak lagi gerobak,” kata warga asli Tasikmalaya, Jawa Barat itu.
Baca juga : Ketan dengan Aneka Varian Rasa Ini Harganya Serba Rp 5 Ribu
Jajanan tradisional yang unik dengan dibakar ini, lanjutnya, berbahan dasar dari ketan dan dicampuri dengan kelapa. Jika di daerah Kudus maupun di Jawa Tengah ini, biasa disebut gemblong.
Ia menambahkan, alasan utama ia berjualan di Kudus, menurutnya di Kudus merupakan kota industri dan kebanyakan dari masyarakatnya gemar dan suka jajan. Kemudian, dari dagangan yang ia perjualbelikan tersebut belum ada sebelumnya di Kudus.
Editor : Kholistiono