BETANEWS.ID, KUDUS – Tim Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran kembali menemukan fosil yang karang ditemukan, yaitu alat dari tulang dan kapak. Penemuan ini merumakan hasil kajian koleksi Museum Patiayam yang dilaksanakan selama tiga hari mulai Senin (4/10/2021) sampai Rabu (6/10/2021) lalu.
Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Permuseuman BPSMP Sangiran, Duwiningsih menerangkan, dalam acara pengkajian yang dilakukan secara rutin selama satu tahun sekali ini, pihaknya mendatangkan delapan orang, dan dibantu juga oleh tim Musuem Patiayam sebanyak tiga orang.
Dalam kegiatan di hari ketiga, lanjut Duwiningsih, tim menemukan fosil yang unik dan jarang ditemukan, yaitu fosil alat dari tulang dan kapak.
Baca juga: BPMSP Sangiran Identifikasi Alat Berburu Batu di Situs Patiayam yang Jarang Ditemukan
“Di hari ketiga kami mengkaji fosil yang unik, kalau fosil bagian tubuh hewan kan sudah biasa. Nah, kita menemukan yang alat tulang dan kapak, yang merupakan alat untuk berburu,” jelasnya, Sabtu (9/10/2021).
Duwiningsih menjelaskan kutipan dari Truman Simanjuntak, alat tulang merupakan salah satu jenis hasil teknologi manusia purba yang dipergunakan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya.
Alat jenis ini sudah dikenal sejak adanya permulaan kegiatan manusia, yang pada mulanya berlatar belakang pada perburuan binatang, sebagai salah satu sumber makanan.
Dalam hal ini, tulang-tulang binatang hasil buruan dipecahkan untuk mendapatkan sumsumnya dan pecahan-pecahan yang baik dipilih untuk dijadikan alat, atau setidak-tidaknya untuk dijadikan alat secara insidentil.
Baca juga: Museum Patiayam Kembali Tambah Koleksi Fosil Gading Gajah Purba
“Untuk kegunaan alat tulang sendiri yaitu untuk menanam umbi umbian, dan alat ini ditemukan pada tanggal 28 Februari 2016 oleh Mustaqim,” jelasnya.
Selanjutnya, untuk total fosil yang dikaji dalam kegiataan kali ini ada 11 fosil, antaranya Ulna Bovidae, Ulna Elephantidae, Alat batu, Alat tulang no inv 26, Alat tulang no inv 28, Cranium Bos Bibos, Femur Hippopotamidae, Invectus Stegodon, Mandibula Elephantidae, Sacrum Probocidae, dan Tibia Bovidae.
“Untuk hasil akhrinya, kita hanya bisa mengkaji 11 fosil saja, karena kami juga terbatas oleh waktu,” tandas Duwi.
Editor: Ahmad Muhlisin