BETANEWS.ID, SEMARANG – Setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Semarang turun level 2, beberapa tempat wisata yang sempat redup kini mulai menggeliat. Salah satunya adalah Gubug Serut yang berada di Jalan Persen Raya, Kampung Persen RW VI, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Di tempat ini, Warga Desa Persen memanfaatkan aliran Sungai Kaligarang sebagai destinasi wisata air. Selain bisa berenang, pengunjung Gubug Serut juga bisa melakukan river tubing atau hanya sekadar berswafoto di beberapa spot yang disediakan.
Baca juga : Demak Green Garden, Wisata Air Terbesar di Demak yang Punya Banyak Wahana Seru
Meski hanya berjarak 25 menit dari pusat kota, namun butuh perjuangan untuk menuju Gubug Serut. Jaraknya dari jalan utama Dewi Sartika menuju Kampus UNNES sekitar dua kilometer. Di satu kilometer terakhir, pengunjung harus melewati jalan berliku serta turunan tajam.
Namun, tak perlu khawatir, setelah sampai di lokasi, rasa lelah itu akan terbayar dengan keindahan sungai dan view yang memanjakan mata di Gubug Serut.
Pengelola Wisata Gubug Serut, Yudi mengatakan, setelah ada pelonggaran tempat wisata, banyak pengunjung yang mendatangi Gubug Serut. Jika dia hitung, peningkatan jumlah wisatawan sampai 30 persen.
“Alhamduillah ini sudah mulai meningkat paska Kota Semarang turun jadi level 2,” jelasnya saat ditemui di lokasi, Sabtu (11/9/2021).
Dia mangaku, saat PPKM, Gubung Serut bisa dibilang sepi pengunjung. Dia bersyukur, akhirnya Pemerintah Kota Semarang memberikan pelonggaran kepada tempat wisata di Semarang.
Yudi menceritakan, wisata Gubug Serut lahir karena kegelisahan masyarakat Desa Persen. Menurut warga, desanya memiliki potensi alam yang layak dijual sebagai destinasi wisata.
“Apalagi waktu itu banyak warga Desa Persen yang terkena PHK karena pandemi,” paparnya.
Baca juga : Menikmati Damainya Suasana Pedesaan di Objek Wisata Kampoeng Tepi Sawah Kendal
Akhirnya dia dan teman-temannya berpikir untuk membuat destinasi wisata. Yang akhirnya lahir Gubug Serut sekitar sebulan terakhir. Perjuangannya akhirnya tak sia-sia, karena tak lama kemudian wisata tersebut viral di media sosial.
“Awalnya itu sebenarnya iseng-iseng buat untuk tongkrongan, karena kita banyak yang nganggir ya. Eh malah viral,” ucapnya.
Editor : Kholistiono