
Penulis: Laksmi Hartajanie
Dosen Teknologi Pangan, Unika Soegijapranata
Susu sapi memiliki kandungan gizi lengkap sehingga merupakan bagian dari makanan seimbang karena kaya akan protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Susu sapi segar mengandung 3-4% lemak, 3,5% protein, dan 5% laktosa (FAO.org). Di samping itu, susu memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat untuk menunjang kesehatan tubuh, yaitu kalsium, fosfor, zinc, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, vitamin B2, asam amino, dan asam pantotenat (cimory.com).
Meskipun nilai gizinya tinggi, tingkat konsumsi susu di Indonesi masih rendah. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) 2021, tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia tahun 2020 adalah 16,27 kg/kapita/tahun. Angka ini masih di bawah Malaysia 36,2 kg/kapita/tahun, Myanmar 26,7kg/kapita/tahun, dan Thailand 22,2 kg/kapita/tahun (Bisnis.com).
Nilai gizinya yang tinggi menyebabkan susu mudah mengalami kerusakan oleh mikroorganisme. Sehingga dalam waktu yang sangat singkat, susu menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak ditangani secara benar. Mikroorganisme yang berkembang di dalam susu menyebabkan susu menjadi rusak sehingga membahayakan kesehatan masyarakat sebagai konsumen akhir.
Pengolahan Susu
Penanganan susu yang tepat dapat meminimalkan kerusakan oleh mikroorganisme sehingga susu dapat disimpan lebih lama. Selanjutnya dengan teknologi pengolahan sederhana dapat diperoleh berbagai produk olahan susu sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi susu segar.
Ada beberapa teknologi pengolahan sederhana yang dapat diterapkan di lingkungan peternak untuk mengawetkan susu. Di antaranya pasteurisasi (susu pasteurisasi), pemekatan (susu kental manis dan susu evaporasi), dan fermentasi (yoghurt, yakult, dan kefir).
Dengan metode pengolahan ini, umur simpan dapat diperpanjang dan dihasilkan susu yang memiliki flavor dan tekstur yang berbeda sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk tersebut. Selain itu, proses pengolahan dengan metode fermentasi menghasilkan susu yang aman untuk diminum penderita intoleransi laktosa.
Dengan teknologi pengolahan dapat diperoleh berbagai produk olahan susu yang dapat meningkatkan nilai ekonomi, memperpanjang umur simpan, mempermudah pemasaran dan transportasi dan meningkatkan daya guna susu sebagai bahan bakunya. Proses pengolahan susu selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu di bidang teknologi pangan.
Simulasi perhitungan produk olahan susu seperti yang ditampilkan pada Tabel 1, menunjukkan bahwa dari aspek ekonomi tampak bahwa pengolahan susu segar dapat memberikan keuntungan dan berpotensi untuk dikembangkan.

Penutup
Peternak susu sapi perah sebenarnya berpotensi untuk dapat meningkatkan nilai ekonomi susu segar dengan menerapkan teknologi pengolahan susu sederhana. Biaya investasi memang relatif lebih tinggi dibanding susu segar. Namun, teknologi ini mampu memperpanjang umur simpan susu dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Dukungan pemerintah, perguruan tinggi, dan pemangku kebijakan terkait untuk pelatihan, permodalan, dan pendampingan kepada peternak dapat membantu tercapainya peningkatan ketahanan pangan peternak.