BETANEWS.ID, SEMARANG – Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang Abdul Wahab menyebut penururnan muka tanah di Kota Semarang disebabkan oleh proyek reklamasi di Pantai Utara.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan banjir dan rob di Kota Semarang. Salah satunya adalah penurunan tanah yang terjadi setiap tahun.
“Penurunan muka tanah 10 sampai 20 sentimeter per tahun,” jelasnya, Jumat (20/8/2021).
Wahab mengatakan, banjir rob di beberapa daerah semakin parah. Dengan permasalah tersebut, Wahab meminta Dinas Tata Ruang (Distaru) dan Dinas Permukiman (Disperkim) harus lebih selektif memberi izin pembangunan.
Baca juga: Penurunan Tanah di Semarang Sudah Terjadi Sejak 1980, Ini Sebabnya
“Harus selektif memberikan izin pembangunan. Khususnya proyek yang berpotensi menyebabkan penurunan muka tanah. Penataan ruang harus berbasis mitigasi rob,” ucapnya.
Berdasarkan informasi yang dia dapatkan, beberapa daerah yang sering terjadi genangan air adalah Kecamatan Tugu bagian utara, wilayah Semarang bagian timur seperti Kelurahan Bugangan, dan bagian utara seperti Panggung Lor.
“Seharusnya, di daerah kantong air tidak boleh lagi dilakukan pembangunan baik komersial atau pemukiman,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Wahab, penggunaan air tanah tidak boleh berlebihan karena dapat mempercepat penurunan muka tanah di daerah tersebut.
Baca juga: 2050 Demak Diprediksi Tenggelam, Kerugian Akibat Abrasi Puluhan Triliun Rupiah (6/6)
“Apalagi dengan adanya proyek Tol Semarang-Demak yang sudah dirancang sekaligus jadi tanggul bisa terwujud sesuai desain teknis,” ujarnya.
Untuk itu, dia mengimbau Dinas Pekerjaan Umum (DPU) agar selalu memantau kondisi rumah pompa secara berkala.
“Pemantauan DPU bertujuan agar tak terjadi kerusakan saat akan digunakan,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin
