Berdasarkan data Climate Central pada 2050, sejumlah kawasan di Kabupaten Demak diprediksi tenggelam. Hal itu bisa dilihat dari simulasi peta didasarkan pada beberapa variable faktor, di antaranya pemanasan suhu bumi, ketinggian permukaan tanah, dan sejumlah faktor lain.
Data tersebut ditunjukkan oleh Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah, Fahmi Bastian, saat ditemui Tim Liputan Khusus Beta News di kantornya, Jalan Joblang Legok No. 50, Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, beberapa waktu lalu.
Dia menyebut, kondisi kawasan Sayung Kabupaten Demak saat ini sudah bisa dilihat sebagai indikator. Sejumlah kawasan di sana telah tenggelam karena abrasi air laut. Selain itu, sejumlah desa di Kecamatan Sayunng juga ada yang sudah tenggelam. Ratusan KK telah bedol desa, pindah ke tempat lain.
“Tidak usah 2050, mungkin sepuluh tahun mendatang Demak sudah tenggelam, kalau tidak ada penanganan yang serius,” ucap Fahmi.
Sejumlah faktor dinilai menjadi penyebab terjadinya abrasi di Kabupaten Demak yang berpotensi menenggelamkan sejumlah kawasan. Faktor itu di antaranya penurunan tanah, peningkatan suhu bumi, reklamasi sejumlah kawasan, dan pembangunan kawasan yang sangat masif.
Kalau permasalahan yang ada di Demak itu tak diapa-apain, jangan nunggu tahun 2050, tahun 2025 Demak juga akan tenggelam
Dr. Heri Andreas, Pakar Geodesi ITB
Sementara itu, pakar dan peneliti geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas mengatakan, data simulasi yang menggambarkan prediksi dari Climate Central tersebut belum bisa dijadikan patokan. Meski begitu, dirinya menilai hal itu bisa saja terjadi.
Dia justru berfokus pada persoalan penurunan tanah dan rob yang ada di Kabupaten Demak. Dia memprediksi, jika rob dan penurunan tanah yang ada di Kabupaten Demak tak ditangani secara serius dia memprediksi tahun 2025 Demak akan tenggelam.
“Kalau permasalahan yang ada di Demak itu tak diapa-apain, jangan nunggu tahun 2050, tahun 2025 Demak juga akan tenggelam,” ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, beberapa bagian di pesisir Demak bagian barat air rob sudah sampai Jalan Pantura. Dia sendiri mengaku sempat kaget karena rob yang terjadi di Demak perkembangannya begitu signifikan.
Menurutnya, rob yang terjadi di Kabupaten Demak juga dipengaruhi dengan penurunan tanah yang sebagian besar disebabkan oleh eksploitasi air tanah secara berlebih di Kabupaten Demak.