BETANEWS.ID, BOYOLALI – Persiapan warga sekitar Gunung Merapi terkait peningkatan status dari waspada ke siaga telah berjalan baik. Sejumlah desa yang masuk dalam zona bahaya karena jaraknya kurang dari 5 kilometer, telah bahu membahu menyiapkan diri.
Salah satunya adalah Desa Klakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Di desa itu, aparat pemerintah desa sudah memiliki program Kepala Keluarga (KK) kembar dengan desa lain untuk menampung warganya jika terjadi erupsi Merapi.
“Kami sudah memiliki KK kembar dengan Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Jadi konsepnya family to family, warga sini akan langsung mengungsi ke keluarga yang ada di sana jika terjadi erupsi,” kata Kepala Desa Klakah, Marwoto, Jumat (6/11/2020).
Marwoto menerangkan, program KK kembar dirasa lebih efektif untuk warganya. Apalagi, di tengah kondisi pandemi, akan sangat beresiko apabila warga ditempatkan di satu pengungsian.
“Kami sudah siap, relawan sudah siap dan antar keluarga juga sudah siap. Proses pengenalan untuk kedekatan kami lakukan terus menerus,” terangnya.
Baca juga: Ganjar ke Desa Tertinggi di Merapi, Pastikan Warga Mau Mengungsi Saat Kondisi Memburuk
Desa Klakah lanjut dia memiliki 417 KK. Jarak desa dengan puncak Merapi hanya sekitar 3,5 kilometer.
“Warga juga semuanya sudah siap. Sewaktu-waktu diminta mengungsi, semuanya siap,” ucapnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hari itu keliling memantau desa-desa tertinggi di lereng Gunung Merapi mengapresiasi kesiapsiagaan warga Klakah. Menurutnya, meski prediksi erupsi akan menuju Klaten, namun di desa itu juga tetap waspada karena masuk dalam ring yang sangat dekat.
“Masyarakat nggak perlu panik, tapi tetap waspada dan siaga. Saya tahu masyarakat di sini sudah terbiasa dengan kondisi semacam ini. Kami dari pemerintah, Pak Kades, TNI Polri, BPBD, relawan semuanya siaga. Tapi insya Allah dan mudah-mudahan di sini aman,” kata Ganjar.
Ganjar mengapresiasi aparat desa yang telah membuat program desa kembar bahkan sampai ke KK kembar. Menurutnya, program itu bagus, sehingga kalau nanti mereka harus mengungsi, sudah tidak sungkan lagi ketika masuk ke rumah keluarga kembarnya di desa lain.
“Tinggal nanti diatur protokol kesehatannya. Mudah-mudahan semua aman, kami akan backup dari provinsi, BPBD bantu dan saya sudah komunikasi dengan pemerintah pusat, mudah-mudahan semuanya siap,” tegasnya.
Baca juga: Berkat Desa Saudara, Warga Lereng Merapi Kini Lebih Siap Hadapi Erupsi
Meski dari pengamat gunung Merapi mengatakan bahwa Merapi sudah mengembung 10 cm setiap hari selama tiga hari terakhir, namun masyarakat lanjut Ganjar diminta tidak panik. Semuanya harus tetap tenang dan waspada, sambil terus melakukan persiapan.
“Masyarakat tetap tenang, ikuti perintah dari Pak Kades yang dapat informasi dari BPBD. TNI Polri semuanya siaga, termasuk relawan dan lainnya. Semoga semuanya bisa melewati ini dengan tenang. Masyarakat saya imbau untuk siapkan saja barang-barang berharga yang bisa diselamatkan ketika terjadi erupsi,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin