31 C
Kudus
Sabtu, Januari 18, 2025

Rubiyati, Nenek Hebat Asal Kudus yang jadi Penambal Ban Selama Puluhan Tahun

BETANEWS.ID, KUDUS – Di atas trotoar depan SD Glantengan, Jalan Sunan Muria, Desa Glantengan, Kecamatan Kota Kudus, terlihat seorang perempuan tua sedang sibuk. Tangan tuanya tampak membuka ban sebuah motor, kemudian ban dalam di kendaraan tersebut ditambal. Perempuan tua tersebut yakni Rubiyati (60) yang puluhan tahun bekerja jadi tukang tambal ban.

Seusai menyelesaikan pekerjaannya, Rubiyati sudi berbagi kisah hidupnya. Dia menuturkan, pekerjaan menambal ban di tepi jalan merupakan pekerjaan suaminya. Usaha itu dirintis sejak 25 tahun yang lalu. Namun, sejak 1990 pekerjaan tambal ban diambil alihnya, sebab suaminya terkena penyakit gula darah, dan sudah meninggal tiga tahun yang lalu.

Rubiyati sedang memanaskan ban yang ditambal. Foto: Rabu Sipan.

“Saya bekerja tambal ban itu berarti sudah 20 tahun. Bila dulu saat suami saya masih hidup sering ditemani, tapi sejak suamiku meninggal saya kerja sendirian,” ujar Rubiyati kepada Betanews.id, Senin (24/8/2020).

-Advertisement-

Baca juga: Inspiratif, Pasangan Difabel Ini Pilih Usaha Jahit Agar Tak Bergantung Orang Lain

Perempuan yang tinggal tidak jauh dari lokasinya bekerja itu mengatakan, menerima jasa tambal ban sepeda motor dengan tarif Rp 8 ribu sampai Rp 10 ribu per ban. Harga tergantung jenis motornya, kalau motor matik lebih murah. Menurutnya, pelanggan yang datang tidak tentu setiap harinya.

“Pelanggan yang datang untuk menambal ban tidak tentu. Terkadang ada dua terkadang juga tiga orang. Namun kalau sepi, sehari bisa tidak ada sama sekali yang datang,” ungkapnya.

Perempuan yang dikaruniai dua anak itu mengatakan, sejak suaminya meninggal, selain bekerja sendiri, ia juga tinggal sendiri. Sebab, kedua anaknya hidup bersama istri mereka di luar daerah. Dia juga mengaku, sampai sekarang belum punya rumah.

“Saya sejak dulu belum punya rumah sendiri. Saat ini saya menempati rumah orang lain yang pemiliknya berada di Jakarta,” bebernya.

Baca juga: Trauma Kena Bully, Anak Perempuan Ini Pilih Tak Sekolah dan Kini Jadi Tukang Sol Sepatu

Disinggung kenapa tidak ikut anaknya yang tinggal di luar daerah, dia mengaku sungkan, sebab anak mereka sudah punya kehidupan sendiri. Ia tidak ingin jadi beban bagi kedua anaknya. Apalagi anaknya baru menikah dan belum punya rumah sendiri.

Dia menuturkan, lebih memilih tinggal di Kudus tanah kelahirannya. Dia berharap selalu diberi kesehatan, agar selalu bisa bekerja. Usahanya itu bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan syukur-syukur bisa punya uang buat beli rumah.

“Meski hanya tambal ban, saya dari dulu itu berharap bisa punya rumah sendiri. Selain tambal ban saya juga jual bahan bakar dan tambah angin,” tutup Rubiyati.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER