BETANEWS.ID, KUDUS – Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dipindah sementara dari Jalan Sunan Kudus menuju Jalan Kutilang (Gang 1) meminta kelonggaran jam malam untuk mereka berdagang. Mengingat, di tempat yang baru itu akses mereka akan ditutup pada pukul 21.00 WIB, sesuai dengan pemberlakuan jam malam di Kudus.
Ketua Paguyuban Pedagang Pekojan Sunan Kudus Mundloha menuturkan, dirinya bersama 51 pedagang lainnya mau mengikuti intruksi untuk pindah dari Jalan Sunan Kudus ke Jalan Kutilang. Perpindahan tersebut karena Jalan Sunan Kudus akan dibangun Kudus City Walk.
Namun, untuk berdagang di lokasi baru, dirinya meminta agar water barrier yang biasa untuk menutup jalan menuju Alun-alun Simpang Tujuh Kudus jangan ditutup.
“Lokasinya kan baru. Daerah tersebut juga sepi. Aksesnya utama dari barat (Alun-alun Simpang Tujuh Kudus),” tuturnya saat melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Desa Panjunan, Warga, Kecamatan Kota, OPD terkait dan Satpol PP di Balai Desa Kelurahan Desa Panjunan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Senin (7/9/2020).
Baca juga: Dibangun Kudus City Walk, Mulai Malam Ini PKL Pekojan Dipindah
Mundloha menjelaskan, biasanya dirinya mulai berdagang dari pukul 16.00 sore hingga pukul 01.00 dini hari. Jika water barrier mulai dipasang pukul 21.00, berarti dirinya hanya bisa berdagang selama lima jam.
“Normalnya itu jam 04.00 atau 4.30. Itu kan lagi persiapan. Pelanggan mulai datang pukul 06.00. Jika jam 21.00 ditutup, cuma tiga jam saja,” jelasnya.
Menurutnya, ketika akses menuju Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus tidak ditutup water barrier. Dirinya bisa berjualan maksimal hingga pukul 12.00 malam.
“Kami minta tolong biar bisa bernafas. Kalau cuma tiga jam kami kesulitan. PKL Balai Jagong saja bisa sampai malam,” tuturnya.
Baca juga: Dinilai Sudah Tidak Sesuai, Dinas Perdagangan Kudus Minta Perda PKL Ditinjau Ulang
Dia juga meminta Pemerintah Kabupaten Kudus adil dalam pemberlakuan jam malam. Pihaknya akan menjalankan protokol kesehatan sesuai dengan arahan pemerintah.
“Jadi setiap warung depannya kami sediakan tempat cuci tangan. Kami juga selalu kenakan masker,” jelasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin
