BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang perempuan dengan rambut panjang terikat tampak terampil membentuk ubi yang sudah ditumbuk menjadi bulat. Sebelum dibentuk, ubi berwarna ungu itu diberi coklat terlebih dahulu di bagian tengahnya. Setelah itu, adonan itu dibalut dengan tepung panir kemudian ada yang digoreng ditaruh kardus dan ada juga yang dipres tanpa digoreng.
Perempuan itu bernama Kurniawati Rohmah (24), pemilik usaha Gethuk Tengu yang mulai merintis usaha sejak Desember 2019 lalu. Dia menceritakan, ide membuat getuk bermula dari memanfaatkan ubi ungu pemberian orang. Karena jumlahnya banyak, dia bosan jika hanya direbus. Akhirnya ada inisiatif untuk membuat getuk.

“Awalnya iseng-iseng, dengan ubi pemberian orang itu hasilnya bagus. Terus saya posting di media sosial, malah banyak yang tanya. Pertama nggak niat jual, malah pada tanya-tanya dan ada yang pesan juga,” ungkap perempuan murah senyum itu.
Meski banyak yang tertarik, Nia sapaan akrabnya, mengaku pernah beberapa kali gagal membuat getuk tengu. Hal itu dikarenakan belum bisa memilih jenis ubi yang bagus.
Baca juga: Tahan Sebulan, Gethuk Tengu Laris Dipesan untuk Lebaran
“Pernah beberapa kali gagal, hasilnya tidak maksimal. Ada yang warnanya coklat dan ada yang lembek kurang kenyal. Itu karena saya belum bisa memilih ubi yang bagus. Tapi saya bisa belajar dari kegagalan itu,” terang warga Desa Menawan RT 05 RW 01, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus itu.
Saat ini, dia sudah bisa memilih ubi ungu yang bagus untuk dibuat getuk tengu. Jika ingin mencoba ubi baru, dia tidak mau membeli dengan jumlah banyak lagi, agar tidak rugi banyak, misal tidak layak untuk dijual.
Baca juga: Pelanggan dari Puskesmas Hingga Rumah Sakit, Juice Taxi Terkenal Ramah Kantong
Berjalan kurang lebih sekitar enam bulan, saat ini Nia sudah memiliki dua karyawan dan dua reseller tetap. Selain itu juga ada belasan reseller yang tidak tetap ikut memasarkan produk getuknya.
“Saat ini yang membantu ada dua karyawan. Selain itu juga dibantu adik, ibu dan tante. Akhir-akhir ini saya kesulitan mencari ubi, terutama langganan yang dari luar kota pada kosong. Jadi ini sementara menggunakan stok yang ada,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin