BETANEWS.ID, KUDUS – Suara mesin penggoreng kopi terdengar di sebuah rumah. Seorang pria memakai topi terlihat memasukKan biji kopi ke dalam mesin tersebut. Setelah memasukKan biji kopi, kemudian dia mengambil handphone dan mengaktifkan timer.
Dia tak lain adalah Abdul Rohman, pemilik Kopi Itheng. Sambil menunggu biji kopi hingga matang siap diangkat, dia sudi berbagi cerita kepada betanews.id tentang usahanya. Abdul, begitu dia akrab disapa mengatakan, bahwa memulai bisnis kopi pada tahun 2018.
“Saya mulai bisnis kopi tahun 2018. Sebelumnya pada 2017 saya bisnis membuat keripik pisang, talas dan ganyong. Karena bahan bakunya naik tiga kali lipat, jadi saya beralih bisnis kopi,” terang warga Desa Colo, RT 02 RW 01, Kecamatan Dawe,Kabupaten Kudus, Sabtu (4/4/2020).
Baca juga : Roastbean Coffee, Varian Baru dari Kopi Itheng
Sebelum bisnis kopi, Abdul sudah belajar tentang kopi serta cara pengolahannya selama dua tahun. Meski sudah belajar banyak, awal proses menggoreng dia masih gagal. Meski begitu dia tidak menyerah dan terus mencoba hingga berhasil.
Biji kopi yang dia produksi diambil langsung dari petani sekitar lereng Muria. Kemudian Abdul mengolahnya sendiri. Menurutnya, sejak mendapat edukasi, para petani kopi lereng Muria sudah mulai paham akan menjaga kualitas.
“Kalau dulu sebelum mendapat edukasi, kopi yang belum merah sudah dipanen.Tetapi sekarang menunggu merah baru dipanen, karena lebih mahal ketika dijual. Kata teman-teman saya, kopi yang paling enak dibuat kopi susu adalah kopi lereng Muria,” jelasnya.
Baca juga : Kopi Muria Wilhelmina Aman Dinikmati Bagi Penderita Lambung
Setelah 30 menit menunggu, kemudian dia mengeluarkan biji kopi yang sudah matang. Kapasitas mesin penggoreng kopi di sana maksimal 4 Kilogram. Jika hari-hari biasa, setiap hari dia produksi 2 Kilogram. Tetapi adanya wabah Virus Covid-19, Abdul hanya memproduksi 2 hingga 3 Kilogram dalam sepekan.
Editor : Kholistiono