BETANEWS.ID, KUDUS – Beberapa perempuan mengenakan batik tampak berswafoto dekat miniatur Menara Kudus. Setelah berswafoto mereka tampak mengambil bibit pohon di atas becak yang terparkir di pojo Alun – alun Kudus. Terlihat perempuan tersebut membagikan pohon tersebut kepada rekannya. Mereka adalah Jemaat Gereja Katolik Kudus yang ikut berpartisipasi dalam acara Kirab Banyu Penguripan, Rabu (11/3/2020).
Arip Gunawan, Koordinator Jemaat Gereja Katolik Kudus menuturkan, keikutsertaan dirinya dan jemaat Gereja Katolik lainnya tidak hanya berpartisipasi saja. Melainkan juga sebagai wujud toleransi antarumat beragama. Agar bersama mengangkat budaya Kota Kudus agar semakin maju.
“Kami berharap dengan ikut serta dalam perayaan Kirab Banyu Penguripan toleransi umat beragama bisa selalu terjaga. Hidup rukun, berdampingan dan maju bersama,” ungkap Arip Gunawan kepada betanews.id.
Dia menuturkan, dalam Kirab Banyu Penguripan, dirinya beserta rekannya membawa bibit pohon. Rencanya bibit pohon tersebut akan ditanam agar Kota Kretek tidak kehabisan air.
Baca juga : Berharap Berkah, Warga Berebut Air di Kirab Banyu Penguripan Kudus
“Ini temanya kan Kirab Banyu Penguripan. Keberadaan air itu sangat bergantung sama pohon. Karena kami 20 orang, maka kami pun membawa 20 bibit pohon. Dengan menanam pohon, air di Kudus akan selalu terjaga keberadaannya,” ungkapnya.
KH EM Nadjib Hasan, Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makan Sunan Kudus (YM3SK) mengungkapkan, Kirab Banyu Penguripan merupakan bagian serangkaian acara peringatan Ta’sis Masjid Al – Aqsa Kudus. Menurutnya, pada tahun ini merupakan peringatan yang ke-485.
Dia menambahkan, mengajak semua masayarakat Kudus untuk menengok ke belakang. Bahwa Sunan Kudus membangun menara sebagai simbol kearifan menuju kedamaian.
“Oleh karena itu, tahun ini dalam Perayaan Ta’sis Masjid Al – Aqsa Menara Kudus mengangkat tema, Menara: Kearifan untuk Kedamaian,” ujarnya.
Kirab Banyu Penguripan ini sendiri, menyatukan air keramat dari 53 belik. Ke 53 air keramat belik dari berbagai desa di Kudus diiring dan disatukan dengan banyu penguripan dari sumur Sunan Kudus.
Editor : Kholistiono