BETANEWS.ID, PATI – Suara mesin penggiling mie terdengar bising di antara riuhnya puluhan mahasiswi yang sedang berkumpul di sebuah saung yang terbuat dari bambu di lokasi Wisata Edukasi Komunitas Pangan Sehat (WeKPS), yang berada di Desa Kedungbulus, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. Satu di antara mahasiswi tersebut, yakni Dina Ayu Septiani, terlihat sedang sibuk menggiling tepung yang sudah dicampur dengan daun kelor yang didapatkan dari lokasi setempat.
Dina, begitu sapaan akrabnya, merupakan mahasiswi Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yang sedang melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Kedungbulus. Kali ini, mereka sedang mengikuti program cooking class yang digelar WeKPS. Di mana, kegiatan tersebut merupakan program rutin yang ada di WeKPS.
Program tersebut sejalan dari kegiatan mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN. Di mana, ada program kewirausahaan yang menjadi agenda mahasiswa UPGRIS saat melakukan pengabdian kepada masyarakat.
“Dalam kegiatan KKN ini, kami ada beberapa program yang menjadi agenda untuk kami laksanakan selama melakukan pengabdian di masyarakat ini. Yakni, ada bidang Pendidikan, kesehatan, lingkungan dan satunya lagi yaitu kewirausahaan. Nah untuk kegiatan cooking class merupakan bagian dari program kewirausahaan,” ujar perempuan berhijab tersebut.
WeKPS, katanya, menjadi lokasi yang menjadi salah satu jujugan belajar ketika dirinya bersama mahasiswa lain melaksanakan KKN tersebut. Setidaknya, sudah tiga kali pihaknya mengikuti program yang ada di WeKPS. Baik itu program cooking class, membuat kerajinan dari limbah plastik, budidaya tanaman dan lainnya.
Khusus untuk kelas memasak, dirinya mengaku sangat tertarik dengan program yang ada di tempat tersebut. Sebab, pihak pengelola wisata memaksimalkan tanaman kelor yang di Desa Kedungbulus, khususnya di lokasi wisata yang populasinya cukup banyak. Tanaman kaya akan manfaat untuk kesehatan ini, kemudian diolah menjadi ragam makanan oleh pengelola wisata.
“Saya baru tahu, ternyata kelor itu bias diolah menjadi berbagai makanan. Misalnya mie dan keripik. Dan ternyata rasanya enak, seperti makanan pada umumnya. Hal ini menjadi bekal bagi kami untuk nanti dikembangkan usai kegiatan KKN ini,” kesannya.
Sementara itu, Muryati, instruktur dari program cooking class menyampaikan, jika cooking class menjadi program rutin yang digelar setiap sepekan sekali. Dalam hal ini, pihaknya lebih fokus terhadap olahan dari sumber daya alam yang ada sekitar, khususnya kelor. Sebab, kelor menjadi tanaman unggulan yang ada di Desa Kedungbulus.
“Kelor ini menjadi produk utama dari WeKPS. Selain banyak tumbuh di pekarangan rumah, daun kelor juga mudah untuk dibudidayakan serta memiliki nilai gizi yang tinggi. Sangat banyak manfaatnya untuk kesehatan,” kata perempuan yang juga ketua Komunitas Pangan Sehat ini.
Program cooking class ini sendiri, dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. Baik itu dari instansi pendidikan, komunitas, pelajar, mahasiswa ataupun masyarakat umum. Dirinya menegaskan, apa yang diolah ditempat tersebut merupakan makanan sehat, karena yang disajikan benar-benar alami. Artinya, tanaman yang tumbuh tidak menggunakan pupuk kimia, tetapi menggunakan pupuk kotoran binatang dan juga daur ulang sampah.
Ditambahkan Heri Purwaka, jika WeKPS tersebut merupakan wahana edukasi untuk masyarakat. Harapannya, keberadaan lokasi ini, pengunjung tidak hanya berwisata saja, namun bias belajar berbagai hal di tempat ini. Baik itu terkait dengan peternakan, olahan pangan, kerajinan dari sampah, bercocok tanam dan lain sebagainya.
“Keberadaan WeKPS ini sebenarnya baru ya, sekitar dua tahunan. Ide untuk membuat wahana ini berawal dari diskusi dengan teman-teman anggota KPS, sehingga muncul wacana untuk mengembangkan wahada wisata edukasi. Tentu tujuan kami, agar tempat ini tak hanya sekadar sebagai tempat wisata, tetapi juga bisa menjadi tempat edukasi bagi pengunjung. Baik itu pelajar ataupun masyarakat umum,” ujar Penasehat WeKPS tersebut.
Selain berwisata dan belajar, katanya, pengunjung juga bisa menikmati kuliner khas yang dikembangkan KPS, yakni makanan berbahan dasar daun kelor. Di tempat ini, kelor diolah menjadi berbagai makanan atau minuman. Di antaranya, menjadi cendol, keripik, mie, teh, ataupun panganan tradisional.