SEPUTARKUDUS.COM, MEGAWON – Ribuan buah lontar atau lazim di sebut siwalan tampak menumpuk di tepi Jalan Mejobo Desa Megawon, Kecamatan Jati, Kudus. Di sebelahnya terlihat seorang pria mengenakan baju lengan pendek warna hitam sedang memutar tutup botol yang berisi air legen. Tak berapa lama kemudian pembeli datang. Dia melayani pembeli tersebut dengan sangat ramah. Pria tersebut yakni Siran (41), penjual siwalan dan legen yang di Ramadan ini menambah lapak penjualan.

Kapada Seputarkudus.com, Siran sudi berbagi penjelasan tentang penambahan lapak penjualan siwalan dan air legen tersebut. Dia mengungkapkan, memasuki Ramadan permintaan akan siwalan dan air legen meningkat. Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk menambah lapak dagangannya menjadi enam, yang sebelumnya hanya tiga lapak. Itu dilakukannya agar mampu mendistribusikan siwalan dan air legen hingga ke pelosok Kudus.
Baca selengkapnya: Siran Sudah Berjualan Legen Keliling Jawa, Kini Betah di Kudus dan Tak Mau LagiPindah
“Sebenarnya rencananya aku buka delapan lapak penjualan. Namun karena dua pedagangku belum siap jadi sementara ini hanya enam. Enam lapak tersebut aku sebar dibeberapa pelosok Kudus. Di antaranya di Desa Tanjung Karang, Desa Jepang, Garung Lor, depan Stain Kudus, dan pusatnya di sini Desa Megawon,” ujarnya.
Pria asal Tuban, Jawa Timur, itu mengungkapkan, selama Ramadan ini penjualan air legen dan siwalannya meningkat. Di bulan puasa, satu lapak bisa menjual sekitar 80 botol air legen sehari. Menurutnya, jumlah tersebut lebih banyak sekitar 30 botol dibanding bulan biasa. Begitu juga dengan siwalan, menurutnya saat puasa mampu menjual sekitar 20 bungkus dengan harga per bungkus Rp 10 ribu isi delapan dan Rp 6 ribu isi lima sisir siwalan.
“Itu untuk satu lapak, sedangkan untuk semua lapak jumlah penjualan bisa mencapai ratusan botol dan ratusan bungkus siwalan. Bahkan tak jarang di beberapa lapak tersebut sering kehabisan. Barang sudah habis namun masih banyak pembeli yang datang ingin membeli air legen,” ujarnya yang mengaku menjual air legen dengan harga Rp 6 ribu per botol.
Pria yang sudah dikaruniai satu anak itu mengakui saat Ramadan permintaan air legen dan siwalan memang meningkat. Itu dikarenakan buah dan air legen yang asli dari Tuban itu sangat menyegarkan saat diminum untuk berbuka puasa. Bahkan saat Ramadan ini dirinya mendatangkan sekitar 2.000 butir siwalan, dan setiap butir berisi sekitar tiga sisir siwalan.
“2000 gelondong siwalan itu akan habis dalam waktu sekitar sepekan. Saat ini baru tiga hari puasa sudah terjual sekitar seribu butir. Jadi kayaknya sesuai prediksiku, jumlah 2000 gelondong siwalan pasti terjual habis sepekan,” jelasnya.