SEPUTARKUDUS.COM, SUNGGINGAN – Di dalam sebuah bangunan yang berada di Kelurahan Sunggingan, Kecamatan Kota, Kudus, tampak enam kuwali besar berisi adonan jenang. Tampak di atas perapian adonan jenang diaduk menggunakan mesin. Di ruang lain terlihat beberapa perempuan sedang mengiris jenang. Tempat tersebut yakni rumah produksi Jenang Kenia, jenang asli Kudus yang pernah ikut pameran hingga luar negeri.
Kepada Seputarkudus.com, Sri Umiyati (45) istri Muhamad Ma’ruf, pemilik usaha Jenang Kenia, sudi berbagi kisah tentang usahanya tersebut. Dia mengungkapkan, Jenang Kenia memang beberapa kali ikut pameran di dalam negeri. Bahkan pada tahun 2010 Jenang Kenia berhasil mendapatkan juara satu di festival kemasan oleh-oleh makanan khas Jawa Tengah di Semarang.
“Jenang Kenia memang selain dikemas menggunakan kertas juga dikemas unik menggunakan anyaman bambu dan rotan. Setelah juara satu tersebut, Jenang Kenia tiga kali diajak pameran ke luar negeri Pemkab Kudus ke Tiongkok dua kali dan Kamboja sekali,” ujar perempuan yang akrab disapa Umi tersebut.
Warga Sunggingan, Kota, Kudus tersebut menuturkan, Jenang Kenia tersedia dalam berbagai varian rasa, di antranya, mocca, white coffee, capucino, jahe, pandan, coklat, dan susu. Ada juga rasa buah di antaranya, strawbery, sirsak, durian, nanas, nangka dan lainnya. Untuk harga, dibandrol berbeda tergantung kemasan dan isinya.
“Untuk kemasan biasa yakni kertas Jenang Kenia dibandrol Rp 18 ribu per kemasan dengan isi 24. Sedangkan jenang kemasan unik kami jual mulai harga Rp 12 ribu hingga Rp 50 ribu per kemasan,” jelasnya.
Perempuan yang sudah karuniai satu anak itu mengkisahkan, sejak usaha dodol milik suaminya yang dirintis mulai 1997 bekembang, dasawarsa kemudian, tepatnya pada tahun 2007 suaminya mulai berinovasi untuk mengembangkan usahanya dengan memproduksi jenang.
“Produksi jenang kami diberi merek Kenia sesuai panggilan anak kami yang bernama Kitaro Kenioci. Dengan harapan Jenang Kenia bisa sukses dipasaran dan membawa kedamaian. Jadi ya bisa sukses juga selalu damai,” ujarnya .
Dia mengatakan, selama Ramadan ini penjualan Jenang Kenia meningkat. Jika di bulan biasa mampu memproduksi sekitar 200 kilogram sehari, di Bulan Ramadan ini produksi meningkat tujuh kali lipatnya menjadi 1,4 ton sehari.
“Aku bersyukur, sama dengan Dodol Muria Jaya, Jenang Kenia produksi kami juga diminati banyak orang. Kini produku tersebut sudah terdistribusi ke seluruh Pulau Jawa dan Bali. Dan di Kudus penjualan terpusat di tiga toko yakni di Ngembalrejo, Jati Wetan, dan Bakalan Krapyak,” ungkapnya.