SEPUTARKUDUS.COM, KALIREJO – Zaki Mushoffa terlihat bersiap-siap mengambil gambar menggunakan kamera digital single lens reflex (DSLR) miliknya. Dia telah membidik gambar sejumlah model yang berjalan di atas Bendung Wilalung. Namun, dirinya harus berebut tempat dengan fotografer lain yang juga telah siap dengan kameranya. Suara shooter kamera terdengar beriringan, ketika sejumlah pasangan model berjalan mendekat ke arah selatan. Para model yang berjalan di atas karpet merah pun terlihat berpose di atas bendungan peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda tersebut.

Kepada Seputarkudus.com, Zaki mengaku sudah datang di Bendung Wilalung sejak pagi. Dirinya datang untuk mengikuti lomba foto, dalam kegiatan Gebyar Kebangkitan Perempuan Undaan 2017, Minggu (14/5/2017). Dia mengaku antusias karena lokasi yang digunakan lebih natural dan mengandung unsur sejarah. “Saya itu lebih suka tempat-tempat natural daripada modelnya di atas panggung atau di dalam gedung,” ungkapnya selepas kegiatan.
Warga Desa Medini, Kecamatan Undaan, itu menjelaskan, lokasi natural seperti di Bendung Wilalung menghadirkan suasana asri dan indah. Selain itu, terdapat nilai sejarah yang diberikan dari bangunan peninggalan Belanda tersebut. Dia menyayangkan, kegiatan cat walk di atas bendung dimulai lebih dari pukul 09.00 WIB. Menurutnya, foto yang dihasilkan kurang maksimal karena cahaya matahari terlalu tinggi.
Selain itu, beberapa make up model yang tampil pun ada yang luntur. Zaki menuturkan, sebenarnya dirinya lebih suka model yang tidak menggunakan make up terlalu tebal. Hal tersebut karena lokasi yang digunakan untuk foto suasana yang menyatu dengan alam. “Cukup mengenakan pakaian bagus dan make up alakadarnya saja akan lebih bagus,” jelasnya yang suka dunia fotografi sejak kelas dua SMA tersebut.
Sementara itu, Camat Undaan Catur Widiyanto menuturkan, kegiatan fashion show yang diikuti 11 pasangan di Bendung Wilalung merupakan kelanjutan kegiatan tahun sebelumnya yang diselenggarakan di hutan jati Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan. Menurutnya, tahun 2016 lalu nuansa yang diberikan yakni Hutan Kendeng. Sedangkan kali ini dirinya ingin mengangkat nuansa penyelematan aset sejarah Bendung Wilalung.
“Ini upaya untuk mengajak masyarakat ikut serta menjaga Bendung Wilalung. Kemungkinan tahun depan ada lagi nuansa pertanian. Kalau tidak di Desa Larikrejo, di Wates,” tuturnya.
Kegiatan tahunan yang diadakan Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Karang Taruna Kecamatan Undaan, selain fashion show, juga ada lomba fotografi, aerobik, edukasi kader PKK dan lomba lari sejauh 5 kilometer. Selain itu, kegiatan Gebyar Kebangkitan Perempuan Undaan 2017 juga menyediakan kuliner khas Undaan serta band hiburan dari pemuda Undaan sendiri.
“Disamping uri-uri sejarah, juga mencari bakat seni, kemampuan seni, kemampuan dalam hal tata busana, tata boga dan sebagainya,” tuturnya di depan Bendung Wilalung yang dibangun Belanda tahun 1908.