31 C
Kudus
Senin, Januari 20, 2025

Usai Dibisiki Eyangnya, Penjual Tanaman Hias di Getas Pejaten Ini Mendapat ‘Harta Karun’

SEPUTARKUDUS.COM, GETAS PEJATEN – Di Jalan Museum Kretek, tepatnya di  Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus, terlihat bidang tanah dikelilingi pagar besi.  Di dalamnya terlihat ankea jenis tanaman hias berjajar rapi memenuhi area tersebut. Tanaman hias berjumlah ribuan itu merupakan pondok bunga Tikno Unggul Joyo, milik Sutikno (55).

Sutikno, penjual tanaman hias di Kudus 2017_3_13
Sutikno, penjual tanaman hias di Kudus. Foto: Rabu Sipan

Disela aktivitasnya mengamati para pekerjanya, pria yang akrab disapa Sutik itu sudi berbagi cerita kepada seputarkudus.com tentang awal membuka usaha tanaman hias. Dia mengatakan, mendirikan usaha budi daya tanaman hias karena mendapat nasehat neneknya. Dia mengatakan, sebelum membuka usaha, sebelum itu, dirinya memiliki usaha produksi pot sejak 1994.

Baca juga: Gagal Jadi Kepala Desa, Sutik Bangkit Buka Usaha Pembuatan Pot Bunga Modal Utang

-Advertisement-

“Eyangku pada waktu itu menasehati kurang lebihnya begini, ‘nang usaha potmu kan wis lumayan laris, nek mbok tambahi ambi dodolan kembang tak malah tambah apik’. Saat itu seketika mata dan pemikiranku langsung terbuka. Kok aku tidak kepikiran itu ya, kan pot sama tanaman hias saling berkaitan,” ungkap Sutik, beberapa waktu lalu.

Warga Tanjung Kali, Karang Anyar, Demak itu mengatakan, setelah memiliki dua usaha itu, selain memasarkan pot bunga, dia juga memberitahu para pelanggannya yang tersebar di Karesidenan Pati, dan Semarang, bahwa dirinya juga berjualan tanaman hias. Dia bersyukur, respon para pelanggannya bagus.

Dia mengatakan, saat itu berangsur-angsur penjualan tanaman hias terbilang laris. Para pelanggannya selain minta kiriman pot, tak jarang juga meminta dikirim tanaman hias. Dan pada tahun 2006, dia mengaku seolah mendapatkan harta karun karena booming-nya bunga Jemani dan Gelombang Cinta.

“Pada akhir tahun 2005 aku berangkat haji, dan sepulang haji sekitar awal tahun 2006 Gelombang Cinta dan Jemani booming. Saat itu aku seolah mendapatkan harta karun, karena selain dua jenis bunga tersebut laris manis, harganya pun mahal,” ujarnya.

Pria yang sudah dikaruniai tiga cucu itu mengatakan, menurutnya saat itu dia bisa menjual Jemani dan Gelombang Cinta sekitar 100 bunga sehari. Selain laris manis, dua bunga tersebut harganya bikin geleng kepala karena harganya selangit.

“Dua bunga tersebut, baru seukuran jari saja harganya sudah ratusan ribu rupiah, dan yang lebih besar harganya mencapai jutaan rupiah. Bahkan aku pernah menjual satu bunga Jemani dengan harga Rp 30 juta. Saat booming dua bunga tersebut, penghasilanku meningkat drastis hingga ratusan juta rupiah sepekan,” ungkap Sutik.

Dia mengatakan, setelah booming dua bunga tersebut berakhir, penjualan tanaman hias kembali seperti semula, tetap laris, meskipun tak selaris saat dua bunga tersebut menggejala.

Dia menuturkan di pondok bunga miliknya menyediakan aneka macan jenis tanaman hias interior dan eksterior. “Jenis tanaman hiasku itu sangat lengkap dari yang mulai harga Rp 1500 sampai jutaan rupiah. Selain menjual ecer aku juga melayani permintaan partai besar. Selain itu, aku juga sering mendapatkan pesanan pembuatan taman dari instansi pemerintahan maupun perusahaan-perusahaan di Kudus dan daerah sekitar,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER