SEPUTARKUDUS.COM, RENDENG – Di tepi Jalan Jenderal Soedirman, tepatnya di pojok Tenggara Penthol, Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kudus, tampak sebuah bengkel motor. Terlihat beberapa orang menunggu motor yang diperbaiki sambil mengobrol. Tampak di bengkel tersebut beberapa motor matik yang dilepas velgnya. Terlihat velg-velg tersebut ditaruh di alat pres velg. Bengkel Penthol Jaya Motor Kudus ini memang terkenal sebagai bengkel senter velg.

Ahmad Sofyan (37), pemilik Bengkel Penthol Jaya Motor mengatakan, bengkelnya itu sudah terkenal sebagai bengkel senter velg, rangka dan garpu sepeda motor sejak lama. Dia mengungkapkan, tidak hanya masyarakat umum yang datang ke bengkelnya, namun juga para pemilik bengkel dan diler–diler sepeda motor di Kudus.
“Sudah lama bengkelku ini terkenal sebagai bengkel spesialisasi senter velg. Bahkan sudah lama juga aku dipercaya diler-diler di Kudus untuk memperbai velg sepeda motor milik pelanggan mereka. Saat musim hujan, sekarang ini order senter velg naik signifikan. Dalam sebulan tak kurang dari 200 velg yang aku perbaiki,” kata pria yang akrab disapa Ahmad kepada Seputarkudus.com.
Bsaca juga: Lulusan SD Ini Tak Paham Mesin, Tapi Tetap Nekat Buka Bengkel di Penthol Kudus: Yang Penting Yakin
Menurutnya, jumlah tersebut naik dua kali lipat dibanding saat musim kemarau atau saat curah hujan minim. Kenaikan tersebut, kata Ahmad, dipicu banyak jalan yang rusak dan berlubang saat musim hujan. Karena genangan air di jalan berlubang, membuat para pengendara tidak sadar menabrak lubang sehingga membuat velg tak simetris lagi.
Pria yang sudah dikaruniai dua anak itu megatakan, untuk senter satu velg dia kenakan biaya Rp 40 ribu. Sedangkan untuk senter velg sepeda motor Honda Vario dia tarif lebih mahal yakni Rp 50 ribu. Menurutnya, untuk melepas dan menyetel velg Vario memakan waktu lebih lama.
“Selain velg sepeda motor aku juga menerima jasa senter velg mobil dengan biaya Rp 60 ribu per velg. Sedangkan untuk setel garpu motor aku tarif antara Rp 40 ribu sampai Rp 80 ribu perunit. Untuk setel rangka, satunya aku kenakan biaya Rp 150 ribu,” ujarnya.
Ahmad mengungkapkan, kebanyakan bengkel dan layanan servis diler motor di Kudus tidak punya alat untuk senter velg. Selain itu, kemungkinan para pemilik bengkel ragu untuk menyenter velg sendiri, karena kata dia, menyetel velg selain membutukan alat pres juga harus punya feeling bagus.
“Pada waktu dulu setelah membuka bengkel, aku ingin dibengkel sepeda motorku juga bisa melayani setel velg. Karena menurutku bengkel yang sekaligus setel velg pada waktu itu masih jarang. Dan untuk mewujudkan keinganan tersebut, aku harus pergi belajar ke tanah Pasundan Sukabumi selama sepekan,” ungkap Ahmad.