SEPUTARKUDUS.COM, BARONGAN – Permen beraneka warna diletakkan di dalam toples dekat sajian kue. Tiga toples itu dibubuhi tulisan “Permen Kesehatan dan Kulit Jeruk Lezatooz” menggunakan kertas warna-warni. Sejumlah siswa SD yang datang beberapa kali terlihat mengambil permen tersebut. Mereka menikmati permen kesehatan hasil inovasi siswa SD Cahaya Nur, Kudus.

Yakni Florian Aditama (8), siswa kelas tiga SD Cahaya Nur Kudus, satu di antara sejumlah siswa yang membuat inovasi permen kesehatan tersebut. Permen yang dibuat menurutnya berasal dari kulit jeruk sunkist dan daun katuk atau sirih. “Cara membuatnya sangat mudah, tidak sulit,” ungkapnya saat ditemui di kegiatan Edupro Cahaya Nur yang bertempat di SD Cahaya Nur belum lama ini.
Dia menjelaskan, limbah kulit sunkist dapat dibuat menjadi permen dengan rasa tidak pahit. Selanjutnya, untuk daun sirih dapat menjadi bahan pembuatan permen kesehatan yang baik untuk tubuh. Menurutnya, untuk membuat permen dari kulit jeruk, dirinya hanya butuh kulit jeruk sunkist yang sudah dibersihkan. Lalu dipotong secara memanjang.
“Setelah itu direbus dan ditambah gula hingga mendidih. “Akhirnya nanti dipotong kecil-kecil setelah itu dikeringkan. Rasanya manis dan tidak ada rasa pahit,” ungkap dia yang mengenakan kacamata.
Florian melanjutkan, dalam membuat permen kesehatan dari bahan daun katuk, dirinnya menyediakan bahan daun katuk dan agar-agar Nutrijell. Dijelaskan, setelah daun katuk direbus hingga mendidih, air dari rebusan tersebut dicampur dengan Nutrijell dan gula. Setelah itu, jika sudah menyatu dimasukkan ke dalam loyang hingga mengeras. “Kalau sudah menyeras dipotong kecil-kecil dan dipanaskan di terik matahari langsung,” tambahnya.
Selain permen, dikatakan, anggota kelasnya juga membuat makanan alternatif lainnya. Di antaranya sosis dengan bahan kentang. Menurutnya untuk membuat sosis berbahan kentang, dirinya juga mengaku tidak terlalu kesulitan karena dibimbing langsung oleh guru. “Kalau sosis kentang mudah, paling buatnya cuma sebentar,” ungkapnya sambil pempersilahkan pengunjung mencicipi hasil karya siswa yang disediakan.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Kesiswaan SD Cahaya Nur, Petrus Suwarsono menuturkan, dalam kegiatan tahunan Edupro Cahaya Nur 2017, selain menyelenggarakan lomba, panitia juga menampilkan karya siswa dalam sains project. Di antara karya yang ditampilkan alternative food. Menurutnya, ada 10 jenis makanan alternatif yang dibuat sendiri oleh siswa. “Dari kelas satu hingga kelas enam membuat masing-masing. Jumlahnya ada 10 alternative food,” ungkapnya yang datang di lokasi kegiatan.
Contoh makanan alternatif yang dibuat diantaranya sosis, nuget dan donat dari bahan kentang. Selanjutnya juga ada permen kesehatan dari daun sirih dan kulit jeruk. Menurutnya, banyak tanaman-tanaman kesehatan yang bisa diolah menjadi permen.
Dia berharap, dengan diciptakannya makanan alternatif, nasi tidak harus menjadi makan utama setiap hari. Menurutnya, banyak bahan makanan lain bisa menggantikan nasi yang aman dan sehat dikonsumsi. “Kami juga berharap, dengan adanya kegiatan ini muncul peneliti-peneliti muda yang yang berasal dari Cahaya Nur,” terangnya.