31 C
Kudus
Senin, Maret 17, 2025

Putri Senang Tetap Bisa Belajar Meski Tanpa Meja dan Kursi Karena Sekolahnya Tergenang

SEPUTARKUDUS.COM, JATI WETAN – Sejumlah anak nampak serius belajar di lantai dua ruang perpustakaan MI NU Basyirul Anam Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus. Dengan beralas tikar tanpa meja dan kursi mereka mengikuti pelajaran seperti hari-hari biasanya. Mereka pindah ke ruang perpustakaan, karena kelas yang biasanya digunakan belajar terendam air.

MI Tanggulangin kebanjiran
MI Tanggulangin kebanjiran. Foto: Imam Arwindra

Saat ditemui Seputarkudus.com di ruang perpustakaan, siswa kelas tiga tersebut sedang menyimak materi yang diajarkan oleh guru. Mereka mengaku senang karena kelas mereka dipindah dan dapat mengikuti pelajaran seperti biasanya. Di antara mereka yang mengikuti pelajaran, Agustio Putri. Dia mengaku senang dapat belajar seperti biasanya. Dirinya juga mengaku tidak masalah harus belajar secara lesehan.

Menurutnya, kelas yang biasa digunakan tidak difungsikan karena tergenang air. Dia berharap, air cepat surut dan kembali ke kelas seperti biasanya. “Tidak apa-apa pindah kelas. Yang penting tetap belajar,” ungkapnya saat ditemui ketika istirahat.

-Advertisement-

Sementara itu, Kepala MI NU Basyirul Anam, Hayatin Nikmah menuturkan, terdapat tiga kelas yang tergenang air. Yakni kelas tiga MI NU Basyirul Anam dan dua kelas yang ditempati Raudatul Athfal (RA) Muslimat Basyirul Anam. Menurutnya, dua lembaga pendidikan tersebut masih di bawah naungan satu yayasan yakni Yayasan Basyirul Anam. “Hanya ada tiga yang tergenang air. Untuk kelas tiga dipindah di perpustakaan dan RA dipindah di rumah kepala sekolahnya,” ungkapnya.

Sambil membantu siswa mengeluarkan kursi dan meja dari dalam kelas, dia menjelaskan, air tersebut sudah menggenangi kelas selama dua pekan terakhir. Menurutnya, genangan air disebabkan drainase tidak lancar. Letak kelas yang berada di lokasi cekungan membuat air menggenang. Dia memperkirakan, jika hujan tak kunjung reda, dipastikan genangan akan semakin bertambah. “Air bermula dari halaman sekolah. Setelah itu masuk ke dalam kelas,” tuturnya.

Dia menyebutkan, jumlah siswa yang berada di kelas tiga yakni 23 anak. Sedangkan siswa RA 50 anak yang terbagi dua kelas, A dan B. Untuk mengupayakan agar kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung, kelas tiga dipindah di perpustakaan dan RA dipindah di rumah kepala RA. “KBM aktif normal seperti biasa,” tambahnya.

Saat ditemui terpisah, Kepala RA Solikhah saat ditemui di kediamannya yang berjarak sekitar 100 meter dari sekolah menuturkan, dirinya memindahkan kelas ke rumahnya karena sudah tidak adanya lagi tempat. Menurutnya, dirinya menggunakan rumahnya untuk KBM sejak tanggal 25 Januari 2017. Sebelum itu, dirinya pernah menggunakan musala  sekitar sekolah. Namun karena musala juga tergenang, akhirnya diputuskan KBM dilakukan di rumahnya. “Anak-anak nampak nyaman dan senang,” ungkapnya.

Dia berharap, air segera surut agar siswanya bisa belajar dengan baik. Menurutnya, supaya banjir tidak menggenangi kelas lagi, perlu ada peninggian. Air yang sudah ada dilakukan penyedotan. Karena tidak mungkin lagi dibuat drainase, melihat letak sekolah yang berada di cekungan. “Berharap nanti ada yang membantu meninggikan. Supaya banjir tidak terulang kembali,” tuturnya.

Imam Arwindra
Imam Arwindrahttps://betanews.id
Jurnalis Beta Media yang sejak awal ikut terlibat dalam pembentukan Seputarkudus.com, cikal bakal Betanews.id.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
154,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER