SEPUTARKUDUS.COM, JATI WETAN – Rombongan sejumlah orang yang mengendarai motor Harley Davidson terlihat mengikuti mobil pikap yang membawa puluhan kardus. Mereka menuju posko banjir di Desa banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus. Mereka adalah anggota komunitas Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Karesidenan Pati. Sesampainya di posko, satu di antara anggota, terlihat seorang pria yang menggendong anak perempuan. Dia yakni Cahyo Dwi Jayanto (30), yang mengaku mengajak putrinya agar bisa belajar tentang kepedulian sosial.
Cahyo, begitu dia akrab disapa, sudi berbagi kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan, putrinya yang masih berusia tujuh tahun memang suka motor. Dari hal-hal yang disukai anaknya dia ingin mengajarkan sesuatu yang bermanfaat. Kegiatan-kegiatan yang membangun kecerdasan emosional menurutnya menjadi hal penting yang perlu ditanamkan sejak dini.
“Putri saya kebetulan suka motor, jadi saya ajak. Saya ingin mengajarkan ilmu sosial sejak dini. Hal-hal positif seperti ini penting untuk membangun kecerdasan emosionalnya,” terang Warga Desa Burian, Kota Kudus itu.
Menurut Cahyo, anaknya sangat senang mengikuti kegiatan bakti sosial pembagian bingkisan kepada korban banjir. Dia berharap, anaknya bisa memupuk rasa kepedulian sosial sejak dini.
Baca juga: Heliza Menangis Saat HDCI Karesidenan Pati Bagikan Bingkisan pada Korban Banjir
Di posko pengungsian, tampak seorang pria mengenakan kaus berwarna hitam, celana jeans lengkap dengan rantai dipinggangnya, sedang membagikan makanan dan sandal kepada anak-anak korban banjir. Pria itu yakni ketua HDCI karesidenan Pati, Handy Susetyo (60). Dia menuturkan, kegiatan bakti sosial memang sudah menjadi komitmen bersama seluruh anggotanya. Selain kegiatan touring, mereka juga sering melakukan kegiatan sosial.
“Kerohanian, pengobatan masal, dan donor darah juga. Untuk kegiatan sosial bisa bersifat materiil ataupun nonmateriil. Jadi kami menyesuaikan kebutuhan dan apa yang bisa kami bantu,” ungkap dokter dua anak itu.
Handy, sapaan akrabnya, menjelaskan kali ini memberikan bantuan alas kaki dan makanan yang tidak basi. Alas kaki diberikan, menurutnya karena dibutuhkan untuk melindungi kaki anak-anak yang rawan terluka. Untuk anggaran mereka menggunakan uang kas komunitas dan iuran anggota.
“Kali ini kami cuma 12 anggota yang ikut. Ada dari Rembang dua orang, dan dari Pati tiga orang, yang lain tidak bisa ikut karena kerja. Kami juga kemana-mana membawa mekanik, untuk berjaga-jaga kalau mogok dijalan. Motornya berat, jadi tidak mungkin didorong,” jelas warga Dukuh Tersono, Desa Garung Lor, Kaliwungu, Kudus itu.