SEPUTAR KUDUS.COM, JATI WETAN – Bubuk putih tersebut terlihat terwadahi di dalam botol plastik yang di labeli kertas warna putih. Ada pula yang ditaruh di dalam toples lengkap dengan informasi cara penggunaan. Bubuk putih tersebut yakni kaporit, yang nantinya akan diberikan warga guna menjernihkan air di dalam sumur paska banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus.
Menurut Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) UPT Puskesmas Jati Ahmad Muhammad (38), kaporit tersebut berbentuk serbuk yang fungsinya untuk menjernihkan air dan dan pembunuh bakteri selepas terjadinya banjir. Dia menuturkan, usai banjir, air yang berada di sumur dan tempat penampungan terdapat bakteri akan menyebabkan penyakit kulit, diare dan lainnya.
Menurutnya, banyak sumber air kotor yang terdapat pemukiman usai terjadinya banjir. “Pasca-banjir banyak sumber air kotor. Jadi perlu dijernihkan agar masyarakat terhindar dari penyakit,” ungkapnya saat ditemui di Puskesmas Jati, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, kaporit nantinya akan diberikan warga setelah air di pemukiman benar-benar surut. Menurutnya, di Kecamatan Jati ada lima desa yang terkena dampak banjir, yakni Desa Jati Wetan tiga dukuh, Dukuh Kencing Desa Jati Kulon, Desa Jetis Kapuan, Dukuh Goleng Desa Pasuruan Lor dan Desa Tanjung Karang. Kaporit tersebut akan diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Kami terus memantau kondisi terkini. Stok sudah kami siapkan. Setelah surut langsung diberikan,” terangnya sambil memegang botol yang berisi kaporit.
Selain berupa bubuk, katanya, kaporit yang akan dibagikan juga ada yang berbentuk cairan, yakni syh chem. Ahmad menuturkan, kaporit cir dikemas dalam sachet dengan isi bersih 10 mililiter. Menurutnya, satu sachet kaporit ini dapat menjernihkan air antara 150-180 liter air. Untuk kaporit bubuk, takarannya satu sendok makan untuk satu meter kubik air. “Nanti yang diberi (kaporit) sumur dan tempat penampungan air bersih. Untuk sumur terutama yang besar-besar,” ungkapnya.
Ahmad menambahkan, selain menyediakan kaporit, pasca-banjir pihaknya juga melakukan pemeriksaan dan pengobatan keliling kepada masyarakat. Selama bencana banjir melanda sebagian besar warga banyak yang terkena penyakit kulit, diare, batuk, pilek dan penyakit menular lainnya. Dari data Puskesmas Jati, selama banjir melanda, pihaknya sudah melakukan pengobatan gratis di lima desa.
Berdasarkan data tersebut, katanya, ada 1.160 pasien yang melakukan pengobatan. Jumlah pasien tersebut hasil dari pelayanan keliling petugas ke rumah-rumah warga yang memilih bertahan dan juga masyarakat yang berada di posko pengungsian. “Kami sudah antisipasi dengan memaksimalkan layanan kesehatan. Semoga air bersih terpenuhi. Penyakit pasca banjir dapat terobati,” tambahnya.