SEPUTARKUDUS.COM, JATI WETAN – Air keruh terlihat mengalir deras dari pipa berbentuk bulat menuju Sungai Wulan tak jauh dari jembatan Tanggulangin. Air tersebut berasal dari pemukiman warga Dukuh Tanggulangin Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus. Pemukiman mereka tergenang banjir karena curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir ini. Menurut, Kepala Desa Jati Wetan Suyitno (56), pipa tersebut berasal dari pompa air yang digunakan untuk menyedot air banjir dari pemukiman warga.



Kepada Seputarkudus.com, Suyitno mengatakan, ada dua pompa air di desanya. Namun satu pompa tak berfungsi karena rusak. Menurutnya, kedua pompa air tersebut sebelumnya masih berfungsi. Saat dirinya datang di pagi hari pukul 06.00 WIB, pompa yang satu pompa mati. “Kemungkinan matinya sejak fajar,” tuturnya saat ditemui di dekat jembatan Tanggulangin, Kamis (9/2/2017).
Dia menjelaskan, sejak Rabu (8/2/2017) malam pukul 11.00 WIB, curah hujan di Kudus sangat tinggi. Karena hal itu tiga dukuh di Desa Jati Wetan terendam banjir. Air hujan yang mengguyur pemukiman di Desa Jati Wetan tidak bisa mengalir ke Sungai Wulan karena posisi tanggul lebih tinggi. Oleh sebab itu, pemukiman terendam hingga mencapai ketinggian pusar orang dewasa. “Ketinggiannya bervariasi. Di Dukuh Barisan tingginya air sampai pusar orang dewasa,” ungkapnya.
Suyitno mengatakan, tiga dukuh yang terendam banjir yakni Dukuh Tanggulangin, Dukuh Gendok dan Dukuh Barisan. Di Dukuh Tanggulangin air menggenang pemukiman tiga RT di RW 3. Yakni RT 3 sejumlah 87 kepala keluarga, RT 4, 170 kepala keluarga dan RT 5 sejumlah 153 kepala keluarga. Selanjutnya di Dukuh Gendok terdapat tiga RT di RW 3, yakni RT 2, 90 kepala keluarga, RT 6 sejumlah 90 kepala keluarga dan RT 7, 43 kepala keluarga. Dan Dukuh Barisan hanya satu RT di RW 3, yakni RT 1 sejumlah 125 kepala keluarga. “Air tidak bisa dilewatkan pintu air. Karena lagi-lagi posisi sungai yang lebih tinggi. Jika dibuka nanti malah air sungai masuk ke pemukiman,” terangnya.
Keberadaan pompa pembuangan air yang rusak diungkapkan Suyitno sudah dicek sejumlah pihak terkait. Dia berharap pompa pembuangan air yang rusak segera diperbaiki. “Kalau alat tersebut sebenarnya milik BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana). Alat tersebut sudah ada dari tahun 2011. Kalau bisa diganti, karena sudah mocat-macet,” tambahnya.