SEPUTARKUDUS.COM, JATI WETAN – Sejumlah orang tampak sibuk membersihkan rumah pasca-banjir di Dukuh Tanggulangin Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus. Dengan menyemprotkan air bersih melalui selang, mereka mengepel lantai rumah yang dua pekan lebih tergenang air. Sejumlah orang tersebut di antaranya Kusmanto (31), warga RT 4, RW 3 Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan. Menurutnya, air yang menggenangi lantai rumahnya setinggi betis orang dewasa mulai surut sejak hari Senin (20/2/2017) pukul 24.00 malam. Dirinya mulai membersihkan rumah pagi harinya.
“Pagi ini baru dibersihkan, setelah hampir dua pekan lebih tergenang. Alhamdulillah kami bisa kembali tidur nyenyak, ” ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (21/2/2017).
Menurut Tato, sapaan akrab Kusmanto, rumahnya mulai tergenang sejak 9 Februari 2017 lalu. Saat itu intensitas hujan tinggi dan air menggenangi pemukiman yang dia tempati. Selama tergenang, dirinya tidak mengungsi di Balai Desa Jati Wetan, seperti warga pada umumnya. Dirinya memilih bertahan menempati lantai dua rumahnya.
Saat air menggenangi rumahnya dirinya mengaku cukup kesulitan beraktivitas. Namun dirinya sudah terbiasa karena hampir setiap tahun rumahnya terkena banjir. “Ini air sudah surut. Tidur pun lebih nyaman,” tambahnya sambil menyemprot air dari selang warna biru.
Baca juga:Â Tak Kunjung Surut, Koramil Jati Terjunkan 4 Pompa Disel Sedot Banjir di Jati Wetan
Selama bertahan di rumah, katanya, dirinya tidak terkena gangguan kesehatan, penyakit kulit misalnya. Untuk makan dirinya selalu mendapatkan jatah dari posko pengungsian yang ada di balai desa. Dirinya tinggal di rumah bersama ayahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Jati Wetan Suyitno menuturkan sejak Selasa (21/2/2017) pagi pukul 06.00 warga sudah mulai kembali ke rumah dari pengungsian. Menurutnya, saat Pintu Kencing Satu sudah bisa dibuka, air yang menggenangi tiga dukuh di Desa Jati Wetan mulai surut. Karena itu, warga mulai kembali ke rumahnya untuk bersih-bersih. “Ini yang di pengungsian hanya ada tiga kepala keluarga, nanti sore mereka sudah pulang,” ungkapnya.
Menurutnya, data terakhir warga yang mengungsi di Balai Desa Jati Wetan yakni sejumlah 357 jiwa dari 126 kepala keluarga. Selain itu, juga ada 55 jiwa yang mengungsi di rumah saudara dan 2.808 jiwa yang memilih bertahan di rumah masing-masing.
Menurutnya, agar tahun depan banjir tidak terjadi lagi, dirinya berharap Pemerintah Kabupaten Kudus menambah mesin polder untuk menyedot air dari pemukiman. Dia berharap mesin yang ditambahkan berukuran lebih besar.
Dia menjelaskan, saat curah hujan tinggi dan mengakibatkan banjir, polder seharusnya dapat langsung menyedot genangan air. Dia mencontohkan, saat air sudah di atas mata kaki orang dewasa, air langsung bisa hilang di sedot pompa dari polder. Selain itu, dirinya menginginkan untuk pondasi dan penampung air di sekitar Pintu Kencing Satu lebarkan.
“Pompanya poldernya harus lebih besar atau mesinnya ditambah. Saat air sudah di atas mata kaki, seharusnya di sedot langsung hilang. Untuk Pintu Tanggulangin Satu (kencing satu) pondasi dan penampungan air kalay bisa diperlebar,” tambahnya.