31 C
Kudus
Selasa, Mei 13, 2025

Santi: Bakso Soloensis Sangat Sehat, Tanpa Bahan Kimia dan Micin, Rasa Daging Sapinya Terasa

SEPUTARKUDUS.COM, DEMANGAN – Seorang perempuan berjilbab hitam terlihat duduk di Warung Bakso Soloensis, Jalan Wahidin Surohusodo, Desa Demangan, Kecamatan Kota, Kudus. Sesekali dirinya tampak membantu melayani para pembeli yang datang. Perempuan tersebut bernama Elisa Erisanti (41), yang tak lain pemilik warung tersebut. Dia menyatakan ingin menjadi pelopor bakso sehat di Kudus.

Pemilik Bakso Soloensis
Santi, pemilik Bakso Soloensis. Foto: Rabu Sipan

Siang itu, warung Bakso Soloensis terlihat ramai pengunjung. Dua orang pelayan tampak sibuk sibuk menyiapkan bakso yang dipesan oleh para pengunjung. Terlihat juga ada beberapa kali para pengunjung yang membeli bakso namun dibungkus untuk dibawa pulang. Sesekali Santi, begitu Elisa Erisanti biasa disapa, membantu karyawannya.

Disela aktivitasnya tersebut, Santi sudi berbagi kisah tentang usahanya kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan memulai membuka warung Bakso Soloensis dua tahun lalu, tepatnya tahun 2014. Menurutnya, dulu warung bakso tersebut milik orang Solo yang sudah berjualan bakso selama enam tahun di Kudus. Namun karena dia dan suaminya ingin menjadi pelopor berjualan bakso sehat di Kudus, warung bakso tersebut dia beli.

-Advertisement-

“Karena aku ingin memasarkan bakso sehat di Kudus, lalu aku bersama suami sepakat untuk membeli warung bakso ini. Dengan memiliki warung bakso sendiri, aku bisa menyajikan bakso yang  sehat karena tanpa bahan kimia. Bakso Soloensis milikku juga memiliki citra rasa yang khas, enak serta lezat,” jelas Santi.

Baca juga: Setiap Jumat, Pemilik Bakso Soloensis Selalu Membagi Bakso Gratis, Ramadan Nanti Gratis

Perempuan yang tercatat sebagai warga Desa Janggalan, Kecamatan Kota itu mengatakan, Bakso Soloensis sangat sehat karena untuk pembuatan pentol bakso tidak menggunakan bahan kimia. “Jangankan pengawet, micin saja tidak aku campurkan dalam adonan untuk membuat pentol Bakso Soloensis,” terang perempuan yang sudah dikaruniai tiga anak itu.

Selain sehat, kata Santi, Bakso Soloensis juga sudah dikenal pelanggan memiliki cita rasa yang khas, enak serta kenyalnya khas daging sapi. Campuran bakso yang dia jual itu lebih banyak daging daripada tepungnya. Perbandingan setiap menggiling daging sapi sebanyak 10 kilogram hanya mencampuri tiga kilogram tepung.

“Biasanya di warung bakso orang lain perbandinganya itu 50 banding 50, dan menurut mereka itu sudah enak. Tapi Bakso Soloensis daging sapinya lebih banyak dengan perbandingan 70 persen daging sapi dan tepung hanya 30 persen,” ungkapnya.

Dia mengatakan, demi memopulerkan bakso sehat produksinya, Santi rela tak meraup untung banyak di setiap penjualan bakso miliknya. Karena dia berharap bakso sehat dikenal dan diminati orang lebih banyak lagi. Agar baksonya makin dikenal. Dia bersama suami serta sahabat maupun dermawan lainya sering mengadakan sodakoh bakso Soloensis pada hari Jumat.

Santi mengaku, warung baksonya tersebut buka setiap hari mulai pukul 10:00 WIB  sampai pukul 21:00 WIB. Dan setiap harinya kata dia, mampu menjual antara 125 porsi sampai 150 porsi dengan harga jual Rp 10 ribu seporsi.

“Aku berharap, semoga bakso sehat Soloensisku makin dikenal masyarakat luas. Karena, dengan makin dikenal dan diminati masyarakat luas, aku bersama suamiku berencana membuka resto bakso sehat di Kudus atau di daerah sekitar,” harap Santi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER