SEPUTARKUDUS.COM, UMK – Wanita berambut pirang terlihat menyampaikan materi di depan ratusan mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK), Senin (24/10/2016). Dia mengenakan busana batik warna oranye, sepatu hitam dan gelang di tangan kirinya. Sesekali mahasiswa yang mengikuti kegiatan stadium general itu, tertawa saat narasumber dari Finlandia tersebut membuat lelucon.
|
Wilma Wahigren, native speaker asal Finlandia menyampaikan materi di depan mahasiswa semester satu FKIP BI UMK. Foto: Imam Arwindra |
Satu di antara peserta yang hadir pada acaa yang diselenggarakan Progam Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tersebut, yakni Panji Rahma Aji (18). Mahasiswa semester pertama itu mengatakan, penyampaian native speaker bernama Wilma Wahigren itu, mengasyikkan dan tidak membosankan.
Menurutnya, Wilma masih muda dan cantik dan memesona. Namun dia mengaku lebih terpukai materi yang disampaikan. “Dia cantik, tapi aku datang ke sini bukan karena ingin melihat kecantikannya loh ya,” tutur Panji.
Menurutnya, Wilma datang untuk berbagi pengalaman tentang pembelajaran efektif dan menyenangkan yang pernah dilakukan di negaranya. Panji mengungkapkan, Bahasa Inggris yang digunakan untuk memaparkan materi, jelas dan mudah dipahami. Menurutnya, progam studi harus sering mendatangkan
native speaker agar kemampuan mahasiswa di PBI semakin bagus.
Saat ditemui usai acara, dosen PBI UMK Mutohhar menuturkan, kegiatan ini merupakan kuliah perdana bertajuk
Best Practices of Education: A Sharing About Effective Learning yang diikuti mahasiswa semester satu. Terdapat sekirat 100 mahasiswa yang yang mengikuti acara. Selain Wilma, hadir pula pencetus Kampung Sinaoe Sidoharjo, Ahmad Zamroni sebagai narasumber.
“Kami memilih Finlandia karena negara tersebut negara dengan pendidikan terbaik di dunia,” ungkapnya.
Dia menerangkan, mahasiswa PBI dapat mencontoh pendidikan Finlandia yang menjadikan proses pembelajaran menyenangkan. Menurutnya, pendidikan di Finlandia tidak mengenal kompetisi, namun kerja sama dalam belajar. “Pendidikan yang menciptakan orang berbahagia,” tambahnya.
Mutohhar berharap, dari kegiatan ini mahasiswa PBI dapat terinspirasi model pendidikan di Firlandia dan termotivasi. Dia juga berharap, mahasiswa terus belajar serta tidak pernah berhenti berusaha seperti yang dilakukan Ahmad Zamroni saat mendirikan Kampung Sanaoe.
“Untuk mendatangkan
native speaker sebenarnya di Progam Studi PBI sudah menjadi keharusan. Jadi sudah menjadi kebiasan mendatangkan
native speaker karena sesuai jurusannya Pendidikan Bahasa Inggris. Kegiatan ini juga sekaligus mata kuliah Teacher Professional Development bagi mahasiswa semester satu,” tutunya.