Kaliputu, Kecamatan Kota, Kudus. Muncul tiga penari, dua perempuan membawa tampah dan satu laki-laki. Mereka membawakan Tari Jenang, yang menggambarkan masyarakat Kaliputu sebagai penghasil camilan khas Kudus.
![]() |
Tari Jenang Tradisi Tebokan. Foto: Imam Arwindra |
tersebut menceritakan proses pembuatan jenang dari awal hingga akhir. Menurutnya, tari ini
dibuat untuk menunjukkan identitas Desa Kaliputu yang selama ini dikenal sebagai penghasil jenang.
”Tarian Jenang ini sebagai maskot dan identitas Desa Kaliputu,
menceritakan proses pembuatan jenang” ungkapnya saat ditemui
Seputarkudus.com usai pentas.
”Saya ini hanya seniman biasa, kebetulan memang suka seni, ” ungkap Kisrut, sapaan akrapnya, yang sering
tampil sebagai dagelan saat pementasan wayang kulit.
10 orang, empat laki-laki dan enam perempuan. Karena ada keterbatasan, dalam Kirab Tebokan tahun ini hanya ditampilkan ada tiga penari.
Tari Jenang yang diciptakan itu, katanya, pernah tampil di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta pada 2014. “Penari Tari Jenang sebagian besar dari pemuda Desa Kaliputu,” tambahnya.
musik Jawa dan Arab. Dia menyebutnya Mujarab, musik Jawa dan Arab. Musik-musik
tersebut terdiri dari kendang dan rebana.
![]() |
Kisrut alias Kisrut. |
Kisrut menuturkan, jumlah gerakan
dalam Tari Jenang terdapat 100 gerakan lebih, dengan durasi waktu sekitar
delapan menit. “Gerakannya proses membuat jenang. Dari mengupas kelapa, marut kelapa, meres kelapa, memasukkan kayu bakar ke tungku, mengaduk jenang
sampai bungkus jenang, “ jelasnya.