(PFMK). Saat ramai peziarah menjelang Ramadan seperti ini, mereka bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 700 ribu sehari.
![]() |
Sejumlah tukang foto menawarkan jasanya kepada peziarah yang datang ke Menara Kudus. Foto: Rabu Sipan |
“Foto, foto, ayo bu foto. Yang kecil Rp 10 ribu, kalau yang besar ini Rp 20 ribu,” ujar Ricki Mahareza (26), penyedia foto di Menara Kudus saat menawarkan jasanya kepada peziarah yang datang, Rabu (25/5/2016).
Aktivitas seperti itu dijalani Ricki setiap hari. Apalagi saat ramai peziarah pada bulan-bulan menjelang Ramadan seperti sekarang, dia tidak menyia-nyiakannya untuk meraup pendapatan.
“Kebetulan saat-saat menjelang Puasa seperti ini sangat ramai peziarah datang. Lumayan, sehari bisa mendapat Rp 600 ribu hingga Rp 700 ribu,” ujar Ricki yang juga menjadi anggota PFMK.
Tukang foto di Menara Kudus yang lain, Maulana (31) mengungkapkan, saat sepi peziarah, rata-rata pendapatan mereka hanya sekitar Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu. “Kalau lagi sepi, paling hanya dapat segitu. Bahkan saat Ramadan kami libur total, karena bulan
tersebut jarang ada orang berziarah,” ungkap Maulana.
Dia menjelaskan, untuk foto ukuran 5R harganya Rp 10 ribu,
sedangkan yang 10R harganya Rp 20 ribu. Dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit, hasil foto sudah jadi dan bisa diambil.
Jadi Anggota PFMK Iuran Rp 2 Juta
“Jadi kalau mau menjadi anggota harus ada anggota lama yang menjual status keanggotaannya. Ini untuk membatasi jumlah tukang foto di Menara. Kalau terlalu banyak nanti pendapatan kami jadi sedikit,” ujarnya.
Dia menceritakan, sebelum ada paguyuban, penyedia jasa pemotretan di Menara bebas tanpa iuran. Tetapi dengan berjalanya waktu banyak orang datang untuk menjadi tukang foto dan terlihat semerawut. “Maka dari itu pada tahun
2008 dibentuklah Paguyuban Fotografer Menara Kudus (PFMK) tersebut,” katanya