SEPUTAR KUDUS – Sejumlah anggota |
SEPUTAR KUDUS – Pemilihan legislatif (Pileg) 2014 kurang dua hari lagi, Rabu (9/4/2014). Tak berbeda dengan pemilihan sebelumnya, pemilihan caleg kali ini tak dimungkiri masih diwarnai politik uang atau money politic, bahkan tahun ini mungkin lebih parah. Melihat realita tersebut, Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kudus melakukan gerakan. Mereka membentangkan poster bernada penolakan politik uang, dan membagi-bagi stiker kepada pengendara yang melintas di sekitar Alun-alun Kudus, Minggu (6/4/2014).
SEPUTAR KUDUS – Stiker |
Dalam poster yang dibentangkan tersebut tertulis “Goro-goro duit, kleru nyoblos demit” (Gara-gara uang, salah memilih setan). Dalam poster tersebut juga tertulis “Tolak Politik Uang”. Dalam aksi tersebut, sejumlah anggota PC PMII Kudus dan Anggota Teater Gerak 11 (Banom PMII Kudus) melakukan aksi teatrikal. Mereka mengenakan kostum dan berpenampilan layaknya demit.
Aksi yang mereka lakukan cukup menyita perhatian sejumlah pengendara yang melintas di alun-alun. Sejumlah masyarakat juga memperhatikan aksi tersebut dari kejauhan. Bahkan masyarakat secara antusias meminta stiker, yang memuat tulisan sama seperti yang tertuang dalam poster yang dibentangkan di alun-alun.
Pengurus PC PMII Kudus Malik K Anam mengatakan, gerakan tolak politik uang dalam pemilu yang dilakukannya itu hanya sebagian kecil dari sikap PMII Kudus. Pihaknya secara tegas menolak politik uang, demi meminimalisir terjadinya praktik korupsi yang dilakukan anggota legislatif yang selama ini terjadi. Politik yang dalam pemilu, merupakan bibit korupsi yang harus diputus sejak awal.
“Semakin banyak uang yang dikeluarkan caleg, semakin banyak uang rakyat yang akan dikorup oleh anggota DPR yang terpilih dalam pemilu,” kata Anam kepada Seputar Kudus.
Dia menambahkan, dengan melakukan aksi tersebut, pihaknya berharap masyarakat akan tergugah. Menerima uang dari caleg yang meminta untuk dipilih, merupakan tindakan yang justru akan merugikan. Anam juga berharap, pemilu yang akan digelar nanti menghasilkan anggota legislatif yang berkualitas, dan secara tulus memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat, bukan partai dan kelompoknya, terlebih kepentingannya pribadi. (Mase Adi Wibowo)