BETANEWS.ID, PATI – Banjir yang merendam pemukiman warga Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, semakin parah. Kondisi tersebut membuat sebagian warga terpaksa memilih mengungsi ke rumah sanak saudara.
Lasmini (60), salah satu warga menyebut, banjir merendam rumahnya sampai 50 centimeter pada Rabu (18/6/2025) siang ini. Beberapa perlengkapan dan perabotan rumah tangga semuanya terendam banjir.
Baca Juga: Ratusan Rumah di Tunggulsari Pati Terendam, Warga Pilih Bertahan Meski Banjir Semakin Parah
Ia mengatakan, banjir sudah berlangsung dua hari ini. Selain disebabkan curah hujan yang tinggi, juga karena air rob yang sebulan ini belum sepenuhnya surut.
“Sudah dua hari ini kebanjiran. Parah ini, banjir rob ditambah hujan dua hari belakangan ini,” ujar Lasmini, Rabu (18/6/2025).
Lasmini menyebut, semalam dirinya memilih tidur ke rumah anaknya. Sebab seluruh rumahnya terendam banjir. Dia yang tinggal seorang diri memilih tidur di rumahnya anaknya yang tidak kebanjiran.
“Semalam tidur di rumah anak. Ini kembali ke rumah mengecek kondisinya,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi mengatakan, kondisi banjir masih merendam permukiman warganya. Ada 252 rumah yang hingga siang ini terdampak banjir.
“Kondisi hari ini berpotensi turun sedikit sekitar 10 centimeter di beberapa ruas jalan. Tapi secara umum kondisinya menggenangi rumah warga sebanyak 252 rumah kemarin,” sebutnya.
Kades mengatakan, pemerintah desa saat ini berharap agar ada bantuan makanan lagi kepada warganya. Selain itu, kehadiran pemerintah daerah dibutuhkan untuk mengatasi banjir rob yang semakin parah.
“Harapan saya, dari pihak terkait, terutama pemerintah untuk duduk bareng dalam rangka penanggulangan bencana ini. Sama ini, karena abrasi, harus ada pembuatan alat pemecah ombak. Sehingga, kerawanan daripada abrasi itu bisa ditangani dan alat itu bisa menangkap potensi sedimen. Sehingga kita melakukan penanaman mangrove bisa tumbuh,” ucapnya.
Dirinya juga berhadap agar ada kegiatan normalisasi saluran sungai. Sebab, di desanya ada 4 aliran sungai. Meskipun ada normalisasi sungai tahun kemarin, nyatanya masih ada banjir rob.
“Karena di desa ini masih mempunyai empat aliran sungai yang setiap tahun sudah kita lakukan normalisasi, baru terakhir tahun 2024 ini bulan Agustus sampai Desember,” sebutnya.
Tidak kalah penting dia berharap ke depan agar ada penanaman pohon mangrove kembali.
Baca Juga: Sekolah Rakyat Siap Beroperasi di Pati, Tampung 100 Anak Miskin Tanpa Biaya
“Kita perlu penanaman kembali. Pascarob ini, saat siklus pasang sudah normal, saya minta untuk bisa membantu penanaman mangrove yang baru. Sehingga kawasan pesisir pantai kita bisa kembali tebak dan aman dari dampak rob ini,” ujarnya.
Sementara itu saat dihubungi, Kabid Kedaruratan BPBD Pati Sutarno mengatakan, saat ini pihaknya mendata kebutuhan warga. Termasuk pihaknya akan bertemu dengan dinas terkait untuk membahas penanganan banjir rob di Tunggulsari.
Editor: Haikal Rosyada