BETANEWS.ID, JEPARA – Warga Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa mengeluh dermaga kapal yang berada di desanya tidak berfungsi, sebab kapal tidak bisa bersandar di dermaga.
Masruh, Warga Desa Parang mengatakan pembangunan dermaga penyeberangan di desanya sangat mendesak. Pembangunan dermaga di sebelah timur itu diproyeksikan tidak hanya bermanfaat untuk nelayan tapi juga mampu menyokong aktivitas pariwisata di Desa Parang.
Di Desa Parang ada sejumlah destinasi wisata yang potensial untuk dikembangkan. Seperti Bukit Batu Hitam, Batu Merah, Goa Sarang, Pantai Ujungrama dan Pantai Kunci dengan pasir putih dan pemandangan alam yang masih alami.
Baca juga: Jelang Keberangkatan, Dua Visa Calon Jemaah Haji Jepara Belum Terbit
Selain itu ada empat titik destinasi wisata minat khusus seperti snorkeling dan diving di Perairan Parang. Salah satunya seperti titik snorkeling di Takakmalang.
“Di Parang sebenarnya ada tiga dermaga tapi semuanya tidak ada yang bisa disandari kapal penyeberangan. Kita ingin dermaga bagian timur dibangun karena yang paling potensial untuk dermaga tempat sandar kapal cepat yang biasa dinaiki wisatawan,” katanya pada Senin, (12/5/2025).
Kepala Desa Parang, Zaenal Arifin menambahkan beberapa tahun lalu, dermaga bagian timur pernah disurvei pemerintah. Saat itu, diperkirakan butuh anggaran sekitar Rp8,5 miliar untuk membangun dermaga sepanjang 260 meter dengan lebar 6 meter.
Namun sayangnya, setelah disurvei hingga sekarang belum ada tindak lanjut terkait pembangunan dermaga bagian timur.
“Semoga setelah kemarin ada kunjungan Bupati di Desa Parang dermaga bagian timur bisa langsung dibangun karena memang multimanfaat,” ujarnya.
Baca juga: Jepara Berangkatkan 1.277 Jemaah Calon Haji, Tiga Jemaah Tunda Keberangkatan
Menanggapi hal tersebut, Bupati Jepara, Witiarso Utomo mengatakan untuk pembangunan Dermaga Pulau Parang ia emastikan akan dibangun tahun 2026. Sedangkan untuk tahun ini, infrastruktur yang dibangun adalah jalan beton menuju dermaga bagian timur di Pulau Parang.
“Tahun ini jalan dibeton dulu. Tahun 2026 kita bangun dermaga. Anggarannya kita carikan, bisa dari provinsi,” ujarnya.
Selain pembangunan dermaga, ia juga memastikan akan membantu pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Parang. Hanya saja, pustu tersebut bisa dibangun jika lahannya milik pemerintah daerah. Ia lalu meminta Pemerintah Desa Parang untuk mengawal pengadaan tanah untuk Pustu tersebut.
“Bangun pustu cukup 500 meter persegi. Harga tanahnya yang terjangkau saja Rp50 ribu per meter agar bisa segera direalisasikan,” pungkasnya.