BETANEWS.ID, JEPARA – E-ticketing di obyek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara resmi diberlakukan pada hari ini, Kamis (10/4/2025) bertepatan dengan hari Jadi Kabupaten Jepara ke-476.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara, Moh Eko Udyyono mengatakan dengan diberlakukannya e-ticketing secara resmi, tiket manual yang berada di objek wisata resmi ditiadakan.
Baca Juga: Peringati Hari Jadi, Wiwit Targetkan Mulus Birokrasi dan Jalan di Jepara
“Peresmian oleh pak bupati tadi otomatis menandai di semua objek wisata yang kita kelola, tiket manual tidak berlaku, nanti akan kita cabut semua. Kita menggunakan alat e-ticketing,” katanya saat ditemui di Alun-Alun 1 Jepara.
Dari hasil ujicoba pada tanggal 13-30 Maret 2025 dan puncak pekan Syawalan pada momen libur lebaran Idulfitri 1446 hijriah kemarin, salah satu hal yang menurutnya menjadi kendala yaitu keterbatasan jumlah alat.
Sebab pada saat pengunjung sedang ramai, alat yang disediakan tidak mampu melayani banyaknya jumlah pengunjung. Untuk itu ia meminta tambahan alat kepada Bank Jateng sebagai penyedia alat e-ticketing.
“Informasi dari BPD dalam waktu 1-2 hari ini, akan segera ditambahi peralatannya. Sehingga nanti semua akan tercukupi untuk peralatan,” katanya.
Saat ini alat e-ticketing yang sudah tersedia sebanyak 15 alat. Dengan rincian 7 alat di Pantai Kartini, 5 alat di Pantai Bandengan, 2 alat di Pantai Benteng Portugis, dan 1 alat di Museum Kartini. Sedangkan untuk tambahan alat yang ia ajukan yaitu 10 alat.
“10 alat itu nanti kita bagi, 7 alat kita tempatkan di Pantai Kartini, dan 3 alat di Pantai Bandengan,” katanya.
Baca Juga: Dilaunching Besok Pagi, Sistem E-Ticketing di Obyek Wisata Jepara Masih Banyak Kekurangan
Untuk di Pantai Kartini sendiri, ia mengatakan alat tersebut nantinya juga akan diletakkan di Kura-Kura Ocean Park dan Pulau Panjang. Dengan penambahan alat tersebut, ia berharap pada momen tahun baru nanti, yang menjadi salah satu momen puncak ramainya pengunjung di objek wisata, salah satu kendala tersebut bisa teratasi.
“Kemarin hybrid, itu kan karena alatnya terbatas dan petugasnya juga kemarin masih di tahap belajar. Nanti kalau kita sudah pengalaman di acara lomban kemarin, kemudian masih ada waktu 7 bulan, di tahun baru nanti kemungkinan sudah lancar,” jelasnya.
Editor: Haikal Rosyada