BETANEWS.ID, PATI – Bupati Pati Sudewo memberikan pernyataan tegas terkait dengan keberadaan tambang illegal yang berada di kawasan Kecamatan Sukolilo, Pati. Ia menebar ancaman akan menutup tambang illegal yang berada di wilayah Sukolilo tersebut.
“Nanti akan kita lihat, mana saja tambang yang legal dan yang ilegal. Nambang silakan, tapi izinnya dilengkapi dulu, ” ujar Sudewo belum lama ini.
Baca Juga: Diduga ODGJ Hanyut di Sungai Silugonggo, Ditemukan Setelah Dua Hari Pencarian
Terkait tambang, sebelumnya Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) juga mendesak agar Presiden RI Prabowo Subianto berani untuk moratorium izin-izin tambang yang ada di Jawa, tak terkecuali yang ada di Pati.
Sebab, menurut Koordinator JMPPK, Gunretno, wilayah Jawa merupakan padat penduduk. Di mana, yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah pangan.
Artinya, kata Gunretno, Presiden Prabowo diharapkan tidak hanya bisa menghentikan rencana pendirian pabrik semen di wilayah Pegunungan Kendeng saja.
“Kami berharap, Pak Prabowo tidak hanya menghentikan rencana pendirian pabrik semen di Kendeng. Tapi berani moratorium izin-izin tambang di Jawa. Karena apa, memang padat penduduk yang dibutuhkan adalah pangan,” ujar Gunretno.
Dirinya menyebut, bahwa pihaknya pernah menyampaikan, kalau program unggulan Presiden Prabowo adalah untuk kepentingan kedaulatan pangan.
“Bahkan kami bisa mendukung, dengan catatan di Pegunungan Kendeng ini tidak ada pabrik semen. Dukungan warga Kendeng untuk program pak prabowo ini pasti berjalan, karena apa, padat penduduk di Jawa ini, ” imbuhnya.
Bukan hanya itu saja, Ketua JMPPK juga meminta agar Bupati Pati, Sudewo agar bisa tegas terkait persoalan tambang maupun terkait isu pendirian pabrik semen.
“Aku juga berharap, masalah semen juga, Pak Sudewo bisa tegas. Karena para pihak, mungkin pihak semen yang selama ini hampir 20 tahun, ini terbukti warga menolak sungguh sungguh,” ujar Gunretno.
Baca Juga: Bersua Kembali Setelah 25 Tahun Berpisah, Ikamanta Gelar Reuni Perak
Apalagi katanya, bahwa faktanya semen juga tidak berhasil. Apalagi dengan situasi belum ada pabrik semen saja, menurutnya, banjir dan kekeringan melanda.
“Apalagi kalau ada pabrik semen, yang tentunya iitu akan memperluas pertambangan, ” imbuhnya.
Editor: Haikal Rosyada