BETANEWS.ID, KUDUS – Pasokan gas elpiji 3 kilogram masih jadi polemik bagi warga Kota Kretek akhir-akhir ini. Mereka masih kesulitan mendapatkan gas bersubsidi dengan harga Rp18 ribu. Terkait hal tersebut, Wakil Bupati Kudus Bellinda Putri Sabrina Birton pun angkat suara.
Bellinda menyampaikan, beberapa hari yang lalu sudah bicara dengan para agen gas di Kabupaten Kudus. Ia pun memastikan bahwa keadaan akan segera normal kembali.
“Saat ini dalam proses penanggulangan. Semoga keadaan segera kembali normal dan warga bisa dengan mudah mendapatkan gas elpiji 3 kilogram dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET),” ujar Bellinda di Pendopo Kudus, belum lama ini.
Baca juga: Biar Tertib, Pangkalan Karmain Gunakan Kartu untuk Pembelian Gas Melon
Untuk meminimalkan warga tak kebagian, salah satu pangkalan gas di Desa/Kecamatan Bae, Karmain bahkan memberikan kupon bagi para warga yang ingin membeli gas. Hal itu sebagai kepastian penerima kupon mendapatkan gas bersubsidi.
“Selama ini warga, kan, asal datang saja. Jika tak kebagian kan kecele dan yang disalahkan pangkalan gasnya. Makanya mereka minta dibuatkan kupon, ini permintaan warga,” ujar Karmain, belum lama ini.
Karmain mengungkapkan, menjual gas 3 elpiji 3 kilogram sudah sesuai HET yakni Rp18 ribu. Setiap hari ia membagikan 70 kupon kepada warga sekitar yang akan membeli gas bersubsidi.
“Ada 70 kupon yang kami bagikan setiap harinya, artinya ada 70 tabung gas bersubsidi tiap harinya yang saya jual ke warga dengan harga sesuai HET. Jadi sepekan ada 490 gas 3 kilogram yang kami jual,” bebernya.
Sesuai regulasi, kata Karmain, pembelian gas bersubsidi dibatasi, yakni sepekan hanya diperbolehkan satu kali saja.
Baca juga: Pemkab Kudus Pastikan Stok Gas Elpiji 3 Kg Aman
Salah satu warga, Ocha, mengaku masih kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram dengan harga sesuai HET. Di pangkalan memang harganya Rp18 ribu tetapi pembelian dibatasi sepekan sekali.
“Jujur gas elpiji 3 kilogram untuk seminggu bagi keluarga itu tidak cukup. Sedangkan ketika beli di pengecer atau toko harganya lebih mahal. Kami rakyat kecil merasa dipersulit untuk mendapatkan gas bersubsidi,” ujarnya.
Editor: Ahmad Muhlisin