BETANEWS.ID, KUDUS – Sejumlah warga mengeluhkan harga gas elpiji 3 kilogram di tingkat pangkalan yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp18 ribu. Seperti yang dialami oleh Noor Yudha Widyutama (37), salah seorang penjual batagor dan siomay di lapangan Desa Rendeng.
“Di pangkalan, saya biasanya dengan harga Rp22 ribu. Saya belinya gas elpiji biasanya di pangkalan daerah GOR,” ungkapnya, belum lama ini.
Tak hanya Yudha, harga elpiji di pangkalan yang dijual hingga Rp22 ribu itu juga dikeluhkan oleh akun TikTok bernama Adina. Adina itu mengomentari postingan Betanewsid, yang mengulas berita tentang gas elpiji 3 kg.
Baca juga: Disdag Kudus Angkat Bicara Soal Ada Pangkalan Gas Elpiji Tak Layani Pembeli Eceran
Dalam komentarnya, Adina mengatakan, “karang malang masih 22 pak pangkalan (Desa Karangmalang harga masih Rp22 ribu Pak di pangkalan)’. Komentar itu ia sampaikan dengan membandingkan kondisi lapangan dan melihat video tayangan ada gas elpiji di pangkalan yang ternyata dijual sesuai HET.
“Berikan saya datanya. Jadi jangan hanya katanya, loh nggeh,” kata Kepala Bidang (Kabid) Fasilitasi Perdagangan, Promosi, dan Perlindungan Konsumen Disdag Kudus, Minan Mochammad, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, terkait pangkalan yang menjual di atas HET, Jumat (7/2/2025).
Baca juga: Karmain Sayangkan Ada Pangkalan di Kudus yang Tak Bolehkan Warga Beli Gas Elpiji
Pihaknya pun kemudian mempertanyakan balik dan meminta ditunjukin lokasi mana, pangkalan yang menjual di atas HET.
“Jadi kalau ada data itu, valid apa tidak, di pangkalan mana. Kemudian syukur ada kuitansi atau mungkin pelaku yang bisa memberikan. Nanti kan kita bisa turun ke lapangan, biar ada semacam pembelajaran,” tuturnya.
Editor: Ahmad Muhlisin