31 C
Kudus
Senin, Maret 24, 2025

Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan, Karang Taruna Rahtawu Siap Dampingi Pendaki Gunung Muria

BETANEWS.ID, KUDUS – Pengelolaan ekowisata berkelanjutan menjadi perhatian utama dalam diskusi yang digelar oleh Tim Pengabdian Masyarakat LPPM Universitas Muria Kudus (UMK) bersama Karang Taruna Abiyasa di Desa Rahtawu.

Dalam diskusi kelompok terarah di rumah inap Abiyasa Inn, Sabtu (15/2/2025) itu mengangkat tema “Menjadi Pendaki Profesional”, yang menghadirkan Budi Kusriyanto, Koordinator Wilayah Pati Raya dari Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) 2022-2025, sebagai pemateri.

Baca Juga: Dispertan Sebut Petani Undaan jadi Penyebab Gagalnya Ketahanan Pangan di Kudus

-Advertisement-

Desa Rahtawu dikenal sebagai titik terakhir sebelum pendaki menuju puncak Natas Angin atau Puncak 29 Gunung Muria. Namun, tingginya jumlah pendaki yang kurang teredukasi sering kali membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan pendakian yang lebih terstruktur.

Ketua Tim Pengabdian, Mochamad Widjanarko mengulas tentang sejarah pendakian gunung di Indonesia. Ia menyoroti kisah-kisah heroik pendaki Indonesia, termasuk perjuangan tim Mahitala Universitas Parahyangan dalam menaklukkan tujuh puncak dunia (Seven Summiteers), hingga fenomena meningkatnya jumlah pendaki amatir setelah rilis film 5 cm pada 2012.

“Keriuhan pendakian gunung meningkat pasca film 5 cm. Banyak pendaki nekat yang naik gunung hanya sekadar selfie tanpa bekal pengetahuan dan peralatan yang memadai. Ini menjadi tantangan dalam menjaga keselamatan dan kelestarian alam,” katanya.

Widjanarko menegaskan bahwa diskusi ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi Karang Taruna Abiyasa untuk mengambil peran aktif dalam mengelola pendakian secara berkelanjutan.

“Karang Taruna dapat mendampingi pendaki agar tidak tersesat. Memastikan mereka tidak membuang sampah sembarangan, serta menyediakan alat-alat pendakian seperti tenda dan kompor gas. Dengan begitu, pendaki yang tidak memiliki perlengkapan memadai tetap bisa mendaki dengan aman,” jelasnya.

Pemateri, Budi Kusriyanto menekankan pentingnya regulasi bagi pendaki yang ingin menjelajahi Gunung Muria. Lantaran tidak hanya sekedar modal nekat, mereka juga harus mempunyai kesiapan fisik, peralatan yang layak, serta pemahaman akan kondisi alam.

Baca Juga: Bagaimana Ketersediaan Elpiji Pedagang Dandangan?

“Ini sebenarnya peluang besar bagi Karang Taruna Abiyasa untuk berperan dalam pengelolaan ekowisata, termasuk sebagai pemandu pendakian dan penyedia fasilitas bagi pendaki,” ujarnya.

Ketua Karang Taruna Abiyasa, Randi Gita Setyoko, turut berbagi gagasannya dalam pengembangan wisata pendakian Gunung Muria. Ia ingin menciptakan suvenir khas Gunung Muria, seperti stiker, gantungan kunci, dan kaos, serta mengelola pos pendakian secara profesional.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER